KOMPAS.com - Hari ini, 22 Februari, merupakan peringatan Hari Istiqlal yang menandakan peresmian masjid tersebut pada 22 Februari 1978 silam. Artinya, masjid yang berada di Jakarta Pusat ini sudah berusia 44 tahun.
Masjid Istiqlal merupakan salah satu tempat wisata religi terpopuler di Indonesia. Alamatnya di Jalan Taman Wijaya Kusuma, Pasar Baru, Kecamatan Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat.
Tempat ibadah umat Islam ini merupakan salah satu situs cagar budaya yang terdaftar di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Bukan sekadar tempat ibadah, Masjid Istiqlal merupakan saksi perkembangan Ibu Kota, sehingga cukup bersejarah.
Berikut fakta-fakta Masjid Istiqlal yang dirangkum Kompas.com dari berbagai sumber.
Baca juga: Masjid Istiqlal akan Dikembangkan Sebagai Wisata Halal
Masjid Istiqlal merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara. Menempati tanah seluas 9,5 hektare, masjid ini bisa menampung 200.000 jemaah, dikutip dari Kompas.com, Selasa (28/7/2020).
Masjid Istiqlal dibangun di atas lahan yang dulu dikenal sebagai Taman Wilhelmina (Wilhelmina Park). Lokasinya yang dekat dengan Monumen Nasional (Monas) merupakan keinginan Presiden Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia (RI).
Nama Istiqlal berasal dari bahasa Arab yang artinya "merdeka".
Baca juga: Sejarah Masjid Istiqlal, Masjid Terbesar di Asia Tenggara
Dilansir dari Masjid Istiqlal, setelah kemerdekaan Indonesia pada 1945, terbesit cita-cita besar membangun sebuah masjid sebagai tempat kebanggan warga Jakarta sekaligus tempat beribadah.
Ide pembangunan Masjid Istiqlal pertama kali dicetuskan oleh Menteri Agama RI pertama, KH. Wahid Hasyim dan beberapa ulama. Pada 1953, KH. Wahid Hasyim bersama H. Agus Salim, Anwar Tjokroaminoto, dan Ir. Sofwan, serta dibantu sekitar 200 tokoh Islam pimpinan KH. Taufiqorrahman, mengusulkan untuk mendirikan sebuah yayasan.
Selanjutnya, pada 7 Desember 1954 berdiri Yayasan Masjid Istiqlal yang diketuai oleh H. Tjokroaminoto untuk mewujudkan ide pembangunan masjid nasional tersebut. Lantas, H. Tjokroaminoto menyampaikan rencana pembangunan masjid pada Presiden Soekarno dan ternyata mendapatkan sambutan hangat.
Setelah mendapat restu dari presiden, mulai diadakan sayembara maket Masjid Istiqlal. Soekarno sendiri menjadi ketua dewan juri sayembara maket Masjid Istiqlal.
Baca juga: 7 Fakta Menarik Tentang Friedrich Silaban dan Masjid Istiqlal
Masjid Istiqlal merupakan simbol kerukunan umat beragama karena berada di seberang Gereja Katedral, tempat ibadah umat Katolik.
Penentuan lokasi ini diputuskan oleh Presiden Soekarno dengan tujuan memperlihatkan kerukunan dan keharmonisan kehidupan beragama di Indonesia.
Perdebatan antara Presiden Soekarno dengan Wakil Presiden pertama RI, Moh. Hatta, muncul akibat penentuan lokasi.
Baca juga: 44 Tahun Masjid Istiqlal, Berdiri di Atas Bekas Benteng Belanda
Soekarno mengusulkan lokasi pembangunan di bekas benteng Belanda Frederick Hendrik dan Taman Wilhelmina yang terletak di antara Jalan Perwira, Jalan Lapangan Banteng, Jalan Katedral, dan Jalan Veteran.
Sementara itu, Hatta menyarankan lokasi pembangunan masjid terletak di tengah-tengah, yaitu di Jalan Thamrin yang pada saat itu dikelilingi kampung-kampung. Ia juga menganggap pembongkaran benteng Belanda tersebut akan memakan dana yang tidak sedikit.
Baca juga: Terowongan Silaturahmi Istiqlal-Katedral Rampung, Begini Penampakannya
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.