Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Situs Warisan Budaya Dunia UNESCO di Indonesia

Kompas.com - 24/02/2022, 16:02 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

5. Museum Manusia Purba Sangiran

Mengutip Kompas.com (26/01/2019), Museum Sangiran atau museum manusia purba berlokasi di Desa Krikilan, Kalijambe, Sragen. Lokasinya tak begitu jauh dari Solo, hanya sekitar 17 km ke arah utara.

Museum ini menyimpan puluhan ribu fosil dari jaman pleistocen (lebih dari dua juta tahun yang lalu).

Mengutip Kompas.com (21/11/2021), pemandu museum bernama Santoso mengatakan bahwa Sangiran pernah mengalami tiga evolusi lingkungan, dari lingkungan laut, rawa, daratan.

Sangiran dimulai sekitar 2,4 juta tahun lalu. Saat itu, Sangiran masih berupa lautan. Kemudian sekitar 1,8 juta tahun lalu Sangiran mulai diendapkan oleh lahar Gunung Lawu Purba. Lahar ini kemudian mengubah Sangiran laut menjadi rawa.

Baca juga:

Menurut Situs Kabupaten Sragen, temuan fosil di Sangiran untuk jenis hominid purba (diduga sebagai asal evolusi manusia) ada 50 jenis atau individu. Fosil yang ditemukan di wilayah ini merupakan 50 persen dari temuan fosil di dunia dan 65 persen dari temuan di Indonesia.

Hingga saat ini telah ditemukan lebih dari 13.685 fosil, di mana 2.931 fosil ada di museum dan sisanya disimpan di gudang penyimpanan.

6. Taman Nasional Lorentz

Dikutip dari Kompas.com (04/12/2019), Kawasan Taman Nasional (TN) Lorentz terletak di bagian Tengah-Selatan Papua dan membentang sekitar 2,4 juta hektar atau setara 25.056 kilometer persegi.

Dengan luas tersebut TN Lorentz menjadi taman nasional terluas di Asia Tenggara.

Taman Nasional Lorentz yang terletak di Provinsi Papua adalah taman nasional terluas di Asia Tenggara. Terdapat banyak ragam jenis ekosistem dan vegetasi di taman nasional ini.Dok. Kompas Taman Nasional Lorentz yang terletak di Provinsi Papua adalah taman nasional terluas di Asia Tenggara. Terdapat banyak ragam jenis ekosistem dan vegetasi di taman nasional ini.

Menurut situs Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, saking luasnya, TN Lorentz masuk ke dalam area 10 Kabupaten di Provinsi Papua yaitu Kabupaten Mimika, Kabupaten Paniai, Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten Puncak, Kabupaten Puncak Jaya, Kabupaten Lanny Jaya, Kabupaten Jaya Wijaya, Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Ndua, dan Kabupaten Asmat.

Kawasan ini membentang di sepanjang gletser khatulistiwa di jajaran pegunungan tinggi Asia Tenggara.

Ekosistem di TN Lorentz berada di ketinggian sekitar 0 – 4.884 meter dari permukaan laut. Spektrum ekosistemnya terbilang sangat lengkap, mulai dari ekosistem pesisir pantai sampai Pegunungan Alpin.

Hal ini menyebabkan TN Lorentz memiliki banyak sekali ekosistem dan tipe vegetasi. Mulai dari hutan rawa, hutan tepi sungai, hutan sagu, hutan gambut, pantai pasir karang, hutan hujan lahan datar/lereng, hutan hujan pada bukit, hutan kerangas, hutan pegunungan, padang rumput, dan lumut kerak.

Baca juga:

Dilansir dari situs resmi TN Lorentz, cikal bakal penamaan kawasan TN Lorentz adalah dari ekspedisi yang dipimpin oleh Dr. H. A. Lorentz, seorang Belanda pada 1909.

Satu dasawarsa kemudian, TN Lorentz mulai diakui secara resmi dengan ditetapkannya Monumen Alam Lorentz pada masa Hindia Belanda.  Kemudian pada tahun 1978, pemerintah Indonesia menetapkan TN Lorentz sebagai Cagar Alam (Strict Nature Reserve).

Hal itu berlanjut pada 1999 dengan didaftarkannnya TN Lorentz sebagai Situs Warisan Dunia (World Heritage Site) dan pada 2003 menjadi Taman Warisan ASEAN (ASEAN Heritage Parks) melalui ASEAN Declaration on Heritage Parks.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com