Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Tren Baru Industri Perhotelan Tahun 2022

Kompas.com - 25/02/2022, 19:07 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 yang melanda dunia selama dua tahun terakhir menyebabkan sejumlah perubahan di berbagai sektor, salah satunya pariwisata. Perubahan ini menyebabkan perkembangan tren di industri, termasuk perhotelan.

Pariwisata menjadi salah satu sektor yang memiliki kontribusi besar di dunia, dengan komponen pentingnya, yaitu hotel dan restoran.

Selama pandemi, wisatawan menjadi lebih berhati-hati untuk bepergian maupun berlibur ke daerah lain, untuk menghindari penyebaran virus. 

Sehingga muncul beberapa tren atau kecenderungan yang disukai wisatawan saat melakukan perjalanan selama pandemi, dan untuk tahun-tahun mendatang.

Baca juga:

Salah satunya menginap di akomodasi yang mengutamakan kebersihan dan teknologi baru tanpa sentuhan.

Prediksi ini disampaikan oleh President and CEO of Archipelago International John Flood dalam webinar bertajuk "Indonesia's Hotel & Tourism Outlook 2022 - Beyond" yang digelar oleh Archipelago International dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Kamis (24/2/2022).

Menurutnya, terdapat 10 tren baru industri perhotelan pada tahun 2022 (new hospitality industry trends 2022). Apa saja tren-tren tersebut?

1. Menggunakan teknologi baru tanpa sentuhan

John mengatakan, salah satu cara hotel dan restoran menerapkan physical distancing namun tetap memberikan layanan maksimal adalah dengan menggunakan teknologi tanpa sentuhan.

"Hotel-hotel mulai memperkenalkan digital assistant technology (asisten digital teknologi) yang touchless (tanpa sentuhan) untuk mengurangi kontak fisik antartamu mereka," jelas dia.

Menurutnya, sebelum pandemi, sebagian hotel juga telah memanfaatkan teknologi baru ini.

Misalnya, dengan Google Nest, tanpa harus menyentuh, tamu dapat bersuara untuk mengontrol remote AC, lampu, telpon, dan alarm.

Baca juga: Hati-hati, Kunci Kamar Hotel Hilang Bisa Kena Denda

Ilustrasi lorong hotel.UNSPLASH/TONY YAKOVLENKO Ilustrasi lorong hotel.

2. Menggunakan aplikasi dari smartphone pribadi

Kemajuan digital dan fenomena pandemi dunia menyebabkan wisatawan semakin terbiasa menggunakan smartphone pribadi untuk melakukan apapun.

"Orang-orang senang menggunakan perangkat pribadi mereka sesering mungkin," ujarnya. 

Saat ini, para tamu akan menjadi semakin nyaman menggunakan smartphone mereka untuk mengakses kunci kamar, memesan menu di restoran hotel, mengakses hiburan, dan layanan lainnya tanpa harus bersentuhan dengan benda lain.

Beberapa hotel juga sudah memiliki aplikasi khusus layanan mereka untuk memudahkan tamu yang menginap.

Baca juga: Hati-hati Jika Dapat Kamar Hotel di Atas Lantai 4, Ini Sebabnya

3. Memindai kode QR

Ilustrasi pemindaian kode QR sertifikat CHSE.Dok. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ilustrasi pemindaian kode QR sertifikat CHSE.

Seperti yang diketahui bersama, penggunaan kode QR (QR Code) sudah semakin banyak diterapkan di berbagai tempat-tempat umum.

Dengan scan kode tertentu melalui ponsel, wisatawan dapat memperoleh kemudahan untuk berbagai aktivitas.

Seperti memilih menu, melakukan pembayaran non -tunai, mengecek hasil tes PCR, dan menyambungkan koneksi WiFi.

Baca juga: Siapa yang Harus Diberi Tip Saat Menginap di Hotel, Begini Aturannya

4. Menerapkan ruangan yang fleksibel dan multifungsi

Pada masa depan, menurut John, hotel-hotel akan mulai menerapkan ruangan multifungsi.

Artinya, ruangan-ruangan di hotel, contohnya lobi yang menjadi area umum dapat diubah menjadi tempat yang lebih luang jika furnitur dipindahkan. Hal ini dilakukan misalnya dengan tujuan meninimalisasi kontak erat para tamu.

Perabotan di lobi hotel juga akan menjadi lebih ringan, mudah dipindahkan, atau dibentuk ulang sesuai dengan keadaan.

Meski diperkirakan baru akan muncul sekitar dua sampai tiga tahun ke depan, ia optimistis sejumlah hotel sedang berupaya menerapkan tren ini.

Baca juga: Barang Paling Sering Tertinggal di Hotel, Pengisi Daya hingga Boneka

5. Meningkatkan kebersihan

Saat ini, John mengatakan bahwa sejumlah hotel semakin meningkatkan standar kebersihan mereka akibat pandemi Covid-19.

"Tamu hotel sekarang berpikirnya adalah, 'Siapa tamu yang ada di kamar ini sebelum saya?'," jelas dia.

Oleh karena itu, bukti akan kebersihan, terutama di area kamar, menjadi salah satu yang terpenting. Desain perabotan hotel juga akan semakin dipilih, dengan tujuan agar mudah dibersihkan.

Tak hanya itu, kebersihan restoran hotel juga akan semakin diperhatikan. Menurutnya, wisatawan baru merasa aman jika peralatan makan didisinfeksi terlebih dahulu atau dijaga oleh staf hotel.

Baca juga: Kenapa Tidak Ada Lantai 13 di Hotel? Ini Penjelasan Lengkapnya

6. Mengutamakan keberlanjutan

Ilustrasi hotel karantina.SHUTTERSTOCK/Kanyapak Lim Ilustrasi hotel karantina.

Sebelum pandemi, banyak hotel berupaya untuk mengurangi jejak karbon atau emisi gas yang mereka hasilkan. Salah satunya dengan solar water heater (pemanas air tenaga surya).

Tren ini akan semakin meningkat saat pandemi, terutama berkat inisiasi para generasi Milenial dan Gen Z.

Banyak dari generasi mereka yang mengutamakan hotel dengan konsep berkelanjutan daripada hanya sekadar kemewahan.

Baca juga: Kenapa Tidak Ada Guling di Kamar Hotel, Ini Alasannya

7. Fasilitas olahraga di dalam kamar (in-room fitness)

Menurut John, semakin banyak hotel yang menawarkan fasilitas olahraga atau kebugaran di kamar mereka.

"Ini merupakan efek dari banyaknya gym yang ditutup atau jadi terbatas," jelasnya.

Sehingga, beberapa hotel sudah mulai menyediakan peralatan olahraga sederhana, seperti treadmill atau alas yoga, dan tayangan video khusus olahraga di TV kamar.

Baca juga: Kenapa Check In Hotel Pukul 14.00 dan Check Out Pukul 12.00, Ini Alasannya

8. Mengutamakan wellness

Ilustrasi hotel.SHUTTERSTOCK/Chinnapong Ilustrasi hotel.

Sejak pandemi, masyarakat menjadi lebih memprioritaskan kesehatan dan kesejahteraan (well-being).

"Whatever you do to take care of yourself , your body, mind, or spirit, that's wellness (Apapun yang Anda lakukan untuk merawat diri sendiri, tubuh, pikiran, atau jiwa Anda, itulah wellness)," kata John.

Oleh karena itu, tren pemasaran hotel saat ini adalah yang mengutamakan kesejahteraan termasuk kesehatan tubuh, pikiran, dan jiwa.

Baca juga: Sulit Tidur Saat Menginap di Hotel? Pahami Alasan Ilmiah dan Solusinya

9. Tren slow travel

Angka bepergian dari wisatawan mengalami penurunan, John menjelaskan, namun mereka akan mengutamakan perjalanan yang lebih lambat dan santai.

Artinya, banyak dari wisatawan yang ingin menikmati suasana perjalanan yang relatif jauh dari keramaian dan tidak sibuk.

Banyak juga yang memilih tren off the beaten path atau berkunjung ke area wisata yang tidak terlalu dikenal banyak orang atau tidak populer, seperti wisata-wisata alam.

Sehingga, industri pariwisata dapat memperkenalkan area tertentu, misalnya yang masih jarang terekspos. Lalu, wisatawan dapat menikmati area baru tersebut dengan durasi lebih lama dan memberikan keuntungan yang lebih besar.

Baca juga: Tren Wisata pada Tahun Macan Air, Ini Penjelasannya Menurut Feng Shui

Ilustrasi bekerjaXPS Ilustrasi bekerja

10. Bekerja remote sambil liburan

Tren terakhir, menurut John, adalah minat wisatawan yang tinggi akan remote working (bekerja jarak jauh di mana saja).

Dengan tren ini, hotel-hotel bisa mempersiapkan paket wisata yang dapat menunjang kebutuhan kerja sekaligus liburan bagi para tamu.

Baca juga: Ketinggalan Barang di Kamar Hotel? Ini Prosedur Pengembaliannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com