Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oleh-oleh Khas Flores, Sajian Wogi yang Awet Selama Bertahun-tahun

Kompas.com - 28/02/2022, 17:05 WIB
Serafinus Sandi Hayon Jehadu,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

SIKKA, KOMPAS.com - Perairan Paga, Kacamatan Paga, Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), tidak hanya punya pantai eksotik. Ada pula ikan se, biota laut yang sangat langka.

Kurang lebih 40 kilometer (km) dari barat kota Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka, masyarakat pesisir Pantai Paga punya cara unik untuk mengawetkan ikan se agar bisa bertahan selama bertahun-tahun.

Dari penuturan nelayan setempat, ikan ukuran kecil ini merupakan makanan khas yang diwariskan sejak dahulu kala.

Baca juga: Lagu Tema The Heart of Flores, Kencangkan Promosi Wisata Nagekeo

Cara mengawetkannya sangat sederhana. Ikan yang sudah dibersihkan ditaburi garam dan sedikit air laut. Selanjutnya, diaduk hingga merata sampai garam mencair.

"Kalau ikannya banyak, kita campur sedikit demi sedikit agar merata," kata nelayan Kampung Paga bernama Yasinta (32) kepada Kompas.com, Minggu (27/2/2022).

Ia melanjutkan, ikan se yang sudah dilarutkan dengan air garam kemudian dimasukkan ke dalam botol kemasan air mineral. Se yang sudah diawetkan disebut Wogi.

Baca juga: 2 Desa di Flores NTT Raih Penghargaan Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021

"Itu yang membuatnya bertahan selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun," sambung Yasinta.

Untuk menambah kenikmatan saat mencicipi Wogi, disarankan untuk ditaburi sambal yang diulek disertai bawang merah, bawang putih, jeruk nipis, dan daun kemangi.

"Saat mencicipi Wogi, kita juga bisa makan dengan nasi putih, jagung, pisang dan ubi. Pasti rasanya sangat nikmat," imbuh Yasinta.

Harga Wogi, oleh-oleh khas Flores

Yasinta menuturkan bahwa saat musim tiba, biasanya ibu-ibu nelayan secara berkelompok menangkap ikan se di sekitar pinggir pantai Paga. Mereka menggunakan sere, alat tangkap tradisional yang terbuat dari anyaman rotan.

"Kadang satu tim itu empat sampai lima orang ibu-ibu. Hasilnya nanti kami bagi merata. Kalau rezeki, bisa menghasilkan 10 hingga 15 botol Wogi setiap orang," ujar dia.

Satu botol Wogi biasanya dibanderol dengan harga Rp 50.000. Harga ini dinilai sangat terjangkau. Sebab selain langka, ikan se sangat sulit didapat.

Nelayan lainnya bernama Emilia Lusia (42) mengatakan, musim ikan se tidak menentu. Biasanya, ada di Bulan November dan Bulan Desember.

"Kadang satu tahun itu tidak ada. Bulan juga tidak menentu. Memang ikan ini sangat sulit didapat. Apalagi hanya ada di Pantai Paga," kata dia.

Baca juga: Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores Gelar Workshop untuk Pelaku Wisata

Saat musim kata dia, warga dari pegunungan juga ikut serta untuk menangkap ikan di pesisir Pantai Paga. Karenanya, peristiwa itu juga menjadi momen perjumpaan dengan anggota keluarga di wilayah lain.

"Kadang kalu lama tidak bertemu, pasti ketemunya saat musim tangkap ikan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com