Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reog Ponorogo Diusulkan Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO

Kompas.com - 01/03/2022, 12:31 WIB
Ulfa Arieza ,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

Tarian Reog Ponorogo

Pertunjukkan Reog Ponorogo biasanya ditampilan pada hari jadi Kabupaten Ponorogo, hari besar nasional, penyambutan tamu-tamu negara, acara malam satu Suro, dan malam bulan purnama.

Berdasarkan buku Reog Ponorogo (2015) karya Herry Lisbijanto, jumlah pemain tari Reog Ponorogo sebanyak 17 orang.

Mereka meliputi, Singa Barong (satu-dua orang), Pujangga Anom atau Bujang Ganong (satu-dua orang), Raja Kelana Sewandana (satu orang), kelompok pemain jathilan (enam orang), dan Warok (tujuh orang).

Pemain Singa Barong merupakan pemain utama dalam pertunjukkan ini. Sang penati menggunakan topeng kepala singa dipadukan dengan dadak merak.

Dadak merak merupakan hiasan bulu merak berukuran besar, terbuat dari bulu merak yang disusun pada lembaran bambu atau rotan. Dadak merak ini memiliki berat mencapai 30-50 kilogram (kg) dan hanya dikendalikan dengan kekuatan gigi atau rahang dari penarinya.

Baca juga: Rute Terdekat ke Puncak Kuik Ponorogo, Hati-hati Tanjakan Terjal dan Berkelok Tajam

Sementara, pemain Pujangga Anom juga memakai topeng seukuran kepala manusia, sehingga tidak sebesar Singa Barong. Pemain Pujangga Anom umumnya memakai baju merah serta menari dengan lincah.

Biasanya, Pujangga Anom ikut mengiringi penari Raja Kelana Sewandana. Pemain Raja Kelana Sewandana menari dengan lincah yang menggambarkan sang raja tengah kasmaran kepada Dewi Sanggalangit

Reog Ponorogo juga diiringi oleh penari jathilan. Mereka menari dengan lincah dengan membawa properti jaranan atau kuda lumping yang terbuat dari anyaman bambu.

Baca juga: 10 Tempat Wisata di Ponorogo, Air Terjun hingga Telaga

Penari pendamping lainnya adalah warok. Umumnya, mereka menggunakan topeng dengan janggut panjang, berbaju hitam, dan membawa cemeti atau cambuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com