Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reog Ponorogo Diusulkan Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO

Kompas.com - 01/03/2022, 12:31 WIB
Ulfa Arieza ,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kesenian Reog Ponorogo tengah diusulkan untuk menjadi warisan budaya tak benda (WBtB) atau intangible culture heritage (ICH) kepada Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB atau UNESCO.

Usulan tersebut disampaikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kepada UNESCO dalam lokakarya pengusulan ICH UNESCO pada 15-16 Februari 2022 di Jakarta.

“Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi mengusulkan Reog Ponorogo sebagai nominasi tunggal ke UNESCO, masuk warisan budaya tak benda. Untuk itu, kami akan support Reog Ponorogo,” kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa dikutip dari Kompas.com, Minggu (27/2/2022).

Baca juga: Camping di Puncak Kuik, Nikmati Gemerlap Ponorogo dari Ketinggian

Bahkan, Reog Ponorogo masuk dalam kategori nominasi tunggal bersama tempe dan budaya sehat jamu.

Kesenian asal Jawa Timur tersebut masuk nominasi tunggal, lantaran seni Reog hanya ada di Ponorogo. Meskipun pertunjukkan Reog diadakan di berbagai kota, tetap disebut Reog Ponorogo.

“Kalau ada Reog ditampilkan di Palu, maka tetap disebut Reog Ponorogo, bukan Reog Palu. Itulah yang menjadikan mengapa Reog Ponorogo diberikan nama nominasi tunggal,” jelas Khofifah.

Ia mengaku optimistis Reog Ponorogo bisa menyabet predikat warisan budaya tak benda dari UNESCO. Menurutnya, sejumlah pekerjaan rumah terkait dengan penilaian Reog Ponorogo oleh UNESCO sudah diselesaikan.

Baca juga: Reog Ponorogo Meriahkan National Day Lebanon

Misalnya, penjelasan bahwa bulu merak pada Reog Ponorogo tidak diambil atau dicabut langsung dari burung merak. Namun, bulu tersebut didapatkan setelah lepas sendiri dari badan burung merak.

Sementara, kulit harimau yang digunakan pada Reog Ponorogo saat ini menggunakan kulit kambing yang kemudian dibentuk menyerupai kulit harimau.

“Dulu persoalanya lantaran bulu merak yang dipakai dalam aksesoris Reog. Kemudian bupati dapat menjelaskan kepada UNESCO,” kata Khofifah.

Asal usul Reog Ponorogo

Reog atau Reyog berasal dari kata riyokun yang berarti husnul khotimah. Kesenian khas Jawa Timur ini memiliki sejarah dalam beberapa versi.

Pertunjukan reog Ponorogo dalam parade Momo Asian Para Games 2018 di Monas, Jakarta Pusat, Minggu (23/9/2018).KOMPAS.com/NURSITA SARI Pertunjukan reog Ponorogo dalam parade Momo Asian Para Games 2018 di Monas, Jakarta Pusat, Minggu (23/9/2018).

Mengutip Kompas.com, Jumat (5/3/2021), versi pertama adalah cerita seperti yang tertulis dalam Babad Ponorogo I-VIII (1984) karangan Purwowijoyo.

Diceritakan Raja Bantarangin bernama Kelana Sewandana ingin melamar putri Raja Kediri bernama Dewi Sanggalangit.

Namun, salah satu syaratnya adalah Kelana harus mengalahkan Singa Barong yang berada di Alas Roban. Untuk mengalihkan perhatian Singa Barong, maka Kelana membanting sumping telinganya dan berubah menjadi dua burung merak yang indah.

Baca juga: 5 Tips Wisata di Puncak Kuik Ponorogo agar Puas Nikmati Keindahannya

Ketika Singa Barong terpesona dengan burung merak, Kelana kemudian mencambukkan Pecut Saman dan berhasil mengalahkan Singa Barong.

Cerita kedua merupakan legenda Ki Ageng Kutu yang merupakan abdi Prabu Brawijaya V. Ki Ageng Kutu meninggalkan Kerajaan Majapahit kemudian mendirikan padepokan Surukubeng yang mengajarkan ilmu kanuragan dengan permainan barongan.

Sayangnya, Prabu Brawijaya V justru menganggap Ki Ageng Kutu berkhianat serta tidak mau lagi mengikuti titahnya.

Baca juga: 5 Tips ke Puncak Kuik Ponorogo, Waspada Jalan Menanjak Terjal dan Berkelok

Kemudian, Prabu Brawijaya V mengutus Raden Katong untuk menyerang padepokan itu dan berakhir dengan kekalahan Ki Ageng Kutu. Sebagai imbalan, Raja Brawijaya V memberikan Raden Katong tanah di daerah Wengker.

Tarian Reog Ponorogo

Pertunjukkan Reog Ponorogo biasanya ditampilan pada hari jadi Kabupaten Ponorogo, hari besar nasional, penyambutan tamu-tamu negara, acara malam satu Suro, dan malam bulan purnama.

Berdasarkan buku Reog Ponorogo (2015) karya Herry Lisbijanto, jumlah pemain tari Reog Ponorogo sebanyak 17 orang.

Mereka meliputi, Singa Barong (satu-dua orang), Pujangga Anom atau Bujang Ganong (satu-dua orang), Raja Kelana Sewandana (satu orang), kelompok pemain jathilan (enam orang), dan Warok (tujuh orang).

Kesenian Reog Ponorogo memeriahkan kirab Waisak 2561 BE/2017 di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (10/5/2017).Kompas.com/Ika Fitriana Kesenian Reog Ponorogo memeriahkan kirab Waisak 2561 BE/2017 di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (10/5/2017).

Pemain Singa Barong merupakan pemain utama dalam pertunjukkan ini. Sang penati menggunakan topeng kepala singa dipadukan dengan dadak merak.

Dadak merak merupakan hiasan bulu merak berukuran besar, terbuat dari bulu merak yang disusun pada lembaran bambu atau rotan. Dadak merak ini memiliki berat mencapai 30-50 kilogram (kg) dan hanya dikendalikan dengan kekuatan gigi atau rahang dari penarinya.

Baca juga: Rute Terdekat ke Puncak Kuik Ponorogo, Hati-hati Tanjakan Terjal dan Berkelok Tajam

Sementara, pemain Pujangga Anom juga memakai topeng seukuran kepala manusia, sehingga tidak sebesar Singa Barong. Pemain Pujangga Anom umumnya memakai baju merah serta menari dengan lincah.

Biasanya, Pujangga Anom ikut mengiringi penari Raja Kelana Sewandana. Pemain Raja Kelana Sewandana menari dengan lincah yang menggambarkan sang raja tengah kasmaran kepada Dewi Sanggalangit

Reog Ponorogo juga diiringi oleh penari jathilan. Mereka menari dengan lincah dengan membawa properti jaranan atau kuda lumping yang terbuat dari anyaman bambu.

Baca juga: 10 Tempat Wisata di Ponorogo, Air Terjun hingga Telaga

Penari pendamping lainnya adalah warok. Umumnya, mereka menggunakan topeng dengan janggut panjang, berbaju hitam, dan membawa cemeti atau cambuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com