Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pawai Ogoh-ogoh pada Perayaan Nyepi, Ketahui Maknanya

Kompas.com - 02/03/2022, 21:04 WIB
Desi Intan Sari,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com –  Saat perayaan Hari Raya Nyepi, pawai ogoh-ogoh selalu ada setiap tahunnya. 

Ogoh-ogoh merupakan sebuah simbol dibuangnya keburukan dan hal negatif dari manusia. 

Meski sempat ditiadakan di masa pandemi Covid-19 demi keamanan dan kesehatan masyakarat, kini ritual tersebut mulai diadakan kembali.

Adanya pawai Ogoh-ogoh selalu menjadi sorotan dan dinantikan oleh banyak orang.

Baca juga:

Makna ogoh-ogoh

Berdasarkan buku Beragam Makna Ogoh-ogoh dalam Tradisi Nyepi (2020) yang disusun oleh Pusat Data dan Analisa Tempo, ogoh-ogoh adalah patung dari bahan ringan yang menggambarkan wajah raksasa, simbol Sang Butha alias setan.

Namun, wujud ogoh-ogoh dapat ditafsirkan secara bebas. Ada yang membuatnya sebagai wujud raksasa perkasa, raksasa kemayu atau raksasi, atau raksasa setengah binatang.

Menurut buku tersebut, butha adalah simbol jahat yang harus diperangi dari semesta, sekaligus nafsu jahat dalam diri kita.

Ogoh-ogoh biasa diarak di jalanan. Padahal, ritual pembersihan alam sebetulnya cukup dengan sesajen dan pemuka agama melafalkan doa "pengusir setan".

Namun, masyarakat ingin agar ada visualisasi dari simbol jahat tersebut.

"Masyarakat kurang sreg kalau tak ada visualisasi, maka dibuatlah patung raksasa yang terbuat dari jerami dibalut kertas dan dicat warna-warni."

"Lama-lama lantas ada ide, patung yang bagus itu sebaiknya diusung di sekitar tempat ritual," tulis buku tersebut.

Seiring berjalannya waktu, ogoh-ogoh semakin canggih dan bagus, sehingga material yang digunakan pun berbeda.

Ada sejak ratusan lalu

Dikutip dari tesis berjudul Ogoh-ogoh dalam Ritual Nyepi di Bali oleh Kadek Andhi Indrayana, ogoh-ogoh sudah dikenal sejak ratusan tahun lalu, tepatnya pada zaman Dalem Balingkang.

Kendati demikian, ogoh-ogoh disebut baru benar-benar membumi pada 1990 saat dijadikan lomba pada Pesta Kesenian Bali.

Umat Hindu mengarak ogoh-ogoh di Bali, Rabu (6/3/2019). Pawai Ogoh-ogoh dilaksanakan dalam rangkaian perayaan Nyepi Tahun Baru Caka 1941 yang jatuh pada tanggal 7 maret 2019.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Umat Hindu mengarak ogoh-ogoh di Bali, Rabu (6/3/2019). Pawai Ogoh-ogoh dilaksanakan dalam rangkaian perayaan Nyepi Tahun Baru Caka 1941 yang jatuh pada tanggal 7 maret 2019.

Pada masa itu, ogoh-ogoh dipakai untuk kelengkapan Upacara Pitra Yadnya. 

Pitra Yadnya adalah ritual umat Hindu yang dimaksudkan untuk menunjukkan rasa bakti kepada orang tua dan leluhur, seperti Upacara Ngaben. 

Baca juga:

Kadek Andhi Indrayana membagi jenis ogoh-ogoh menjadi empat. Pertama, butha kala atau raksasa dari sastra Hindu. 

Kemudian ogoh-ogoh berwujud para dewa seperti Dewa Siwa atau Dewa Ganesha, dan ogoh-ogoh kategori pewayangan seperti Rahwana dan Maricalina.

Terakhir adalah ogoh-ogoh konteporer, yang mengambil bentuk tokoh-tokoh modern, misalnya Spiderman atau Superman.

Menurut Dosen Institut Seni Indonesia Surakarta asal Bali, Pande Made Sukertam, adanya ogoh-ogoh dengan karakter tokog modern justru dianggap sebagai inovasi.

"Kami justru senang, karena budaya itu berkembang ke daerah lain dengan modifikasi," tuturnya, dikutip dari judul buku yang sama.

Baca juga:

Sementara itu, pemilik Sanggar Gases Sesetan, Wayan Candra juga melibat adanya perkembangan pesat untuk bentuk ogoh-ogoh, sejalan dengan meningkatnya kreativitas para pembuatnya. 

Walaupun bentuknya mulai bervariasi, Wayan Candra mengungkapkan tak ada masalah selama tidak menyimpang dari konsep. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com