JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah hampir dua tahun ditutup, jalur pendakian Gunung Arjuno dan Welirang di Jawa Timur mulai dibuka pada 6 Maret 2022 mendatang.
Sebelum berkunjung, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh para pendaki.
Kepala unit pelaksana teknis (UPT) Tahura Raden Soerjo, Ahmad Wahyudi mengatakan bahwa penutupan ini sebelumnya diakibatkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan pemulihan ekosistem.
"Kami tutup hampir dua tahun sejak pandemi 2020, lalu sempat kami buka 1-2 minggu di awal Maret 2021, tapi kami tutup lagi sampai hari ini, dan baru buka perdana 6 Maret," terang Wahyudi kepada Kompas.com, Rabu (2/3/2022).
Alasan kembali dibukanya jalur pendakian ke puncak Arjuno - Welirang menurutnya mdalah karena cuaca belakangan ini mulai kondusif dan adanya pelonggaran PPKM untuk wisata alam, yakni kapasitas 25 persen.
Baca juga: Jalur Pendakian Gunung Prau Via Kenjuran Tidak Benar Dibuka, Ini Alasannya
Untuk para calon pendaki, ada beberapa syarat masuk yang harus dipatuhi.
Di antaranya yaitu vaksin minimal satu kali dosis, memakai aplikasi PeduliLindungi, membawa surat keterangan sehat, dan registrasi melalui website SiPenerangan.
Setelah mengisi data-data saat registrasi, calon pendaki akan memperoleh Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (e-Simaksi). Kemudian, surat izin tersebut dapat ditunjukkan saat melewati pos masuk.
"Pendaki juga harus membawa perlengkapan dan perbekalan yang cukup. Kalau mereka tidak bawa, pasti kami tolak," tegasnya.
Baca juga: 5 Tips ke Gunung Bromo via Malang Naik Sepeda Motor, Awas Rem Blong
Untuk mendaki, pengunjung dapat memilih empat pos resmi. Keempatnya adalah Pos Tretes di Pandaan, Pos Tambaksari di Purwosari, Pos Lawang di Lawang, dan Pos Sumberbrantas di Batu.
Menurut Wahyudi, pos favorit para pendaki ada dua, yakni Pos Tretes dan Sumberbrantas. Pasalnya, Tretes memiliki beberapa sumber mata air yang ikonik, sehingga bisa dimanfaatkan untuk melepas dahaga.
"Kalau pos Sumberbrantas itu jalurnya paling mudah, termasuk kategori jalur pendakian ringan," jelas Wahyudi.
Baca juga: 4 Cara Mencegah Sakit Telinga Usai Naik Gunung
Ia menambahkan, saat ini kapasitas pendaki akan dibatas 300 orang per hari dari semua pos, dari kapasitas maksimum 2.000. Waktunya pun dibatasi paling lama tiga hari dua malam
"Untuk tiketnya, hari biasa Rp 10.000 ditambah asuransi Rp 1.000. Kalau akhir pekan Rp 15.000 per orang per hari, ditambah asuransi Rp 1.000," ujarnya.
Saat ini, pembayaran akan dilakukan melalui pos-pos masuk. Namun ke depannya, Wahyudi mengatakan pihak UPT Tahura Raden Soerjo sedang berupaya membuat sistem transaksi non tunai pada aplikasi SiPenerangan.
Setelah kembali dibuka, ia menjelaskan adanya program inovasi yang dibuat oleh para relawan.
Program tersebut berupa tawaran untuk pendaki maupun masyarakat umum untuk berpartisipasi menjaga kearifan lingkungan.
Baca juga: 10 Fakta Menarik Gunung Semeru, Rumah Tertinggi Sepasang Arca Kuno
Program bernama ONHOT atau One Hiker One Tree ini berupa donasi Rp 130.000, dengan mendapatkan merchandise berupa kaos, bibit beserta identas pohon, dan sertifikat.
Terakhir, ia berpesan agar para calon pendaki dapat terus berhati-hati dan menjaga diri, serta senantiasa menjaga kebersihan lingkungan.
"Kami tetap meminta para pendaki untuk berhati-hati selama pandemi dan melihat cuaca, serta membekali diri dengan pengetahuan dan persiapan yang cukup."
"Masalah sampah juga diperhatikan. Jangan lupa bawa barang kalian kembali dan buang di tempat yang seharusnya," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.