ENDE, KOMPAS.com - Menyembuhkan penyakit kulit tidak harus ke dokter ataupun ke rumah sakit, tetapi bisa juga ke Desa Nggela, Kecamatan Wolojita, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Desa ini memiliki memiliki kekayaan alam yang cukup langka. Salah satunya adalah sumber air panas Ae Wau. Uniknya, pemandian air panas ini diyakini ampuh untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit kulit.
Dalam bahasa Lio, Kabupaten Ende, Ae berarti air dan Wau berarti bau. Sebab, Ae Wau dikenal dengan air dengan bau yang menyengat akibat kandungan belerang tinggi.
Baca juga: Hutan Kebesani, Ekowisata di Ende NTT dengan Spot Instagramable
Terletak di utara wisata Danau Kelimutu, wisata Ae Wau dapat ditempuh dua jam perjalanan dari kota Ende, ibu kota Kabupaten Ende, menggunakan roda dua maupun roda empat.
Selama perjalanan pengunjung akan melewati beberapa kampung adat seperti, kampung adat Wolonita, Jopu, dan Nggela.
Air kolam pemandian Ae Wau sangat hangat. Cocok untuk berendam sembari menikmati keindahan alam sekitar.
Awalnya hanya tempat pemandian biasa. Air hangat dari dataran tinggi mengalir menuju dua kolam alami.
Belakangan kolam tersebut direnovasi menjadi kolam permanen. Satu kolam peruntukkan untuk laki-lali, satu kolamnya untuk perempuan.
Baca juga: Danau Tiwusora di Pedalaman Ende NTT akan Dikembangkan untuk Wisata
Dengan kedalaman setinggi pinggang orang dewasa, anak-anak juga bisa ikut menikmati air hangat di kolam ini.
Pengunjung juga tidak perlu ragu. Sebab, bangunan kolam didesain agar airnya selalu berganti setiap saat.
Di sekitar kolam dilengkapi dengan tempat mandi cuci kakus (MCK) yang bisa dimanfaatkan pengunjung.
Baca juga: Dari Sabang sampai Ende, Berikut 9 Destinasi Wisata yang Bisa Dipotret saat Gelap dengan Smartphone
Para pengunjung disarankan untuk membawa bekal. Karena, di sekitar lokasi wisata ini belum tersedia makanan ataupun minuman.
Penjabat Sementara Desa Nggela bernama Rikar Mabana mengatakan, akses menuju wisata air panas Ae Wau hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Pengunjung akan menyusuri perkebunan warga.
"Ke lokasi sekitar 300 meter dari Kampung Nggela," ujar Rikar saat dihubungi Komas.com, melalui sambungan telepon, Minggu (6/3/2022).
Rikar menyarankan agar para pengunjung yang datang membawa serta rokok, uang, ataupun siri pinang. Nantinya, barang-barang itu akan diletakan di tempat sesajen yang ada di dekat kolam.