Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Infinity Train, Kereta dengan Tenaga Gravitasi Pertama di Dunia yang Bebas Emisi

Kompas.com - 11/03/2022, 21:01 WIB
Ulfa Arieza ,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah perusahaan bijih besi asal Australia, Fortescue Metals Group Ltd atau Fortescue tengah mengembangkan proyek kereta api tanpa emisi (zero emission) pertama di dunia. Kereta tersebut bernama Infinity Train.

Mengutip dari laman Fortescue, Jumat (11/3/2022), Infinity Train akan menggunakan baterai listrik berbahan dasar bijih besi. Menariknya, perusahaan akan menggunakan tenaga gravitasi untuk pengisian energi pada baterai listrik tersebut.

Dengan menggunakan tenaga gravitasi sebagai sumber energi, Infinity Train tidak akan menghasilkan emisi alias zero emission.

Baca juga: 10 Kereta Tercepat di Dunia, Ada yang Melayang di Atas Lintasan

Baca juga: Pasar di Rel Kereta Api Thailand, Sensasi Belanja yang Tidak Biasa

Founder and Chairman Fortescue, Andrew Forrest AO, pengembangan proyek Infinity Train ini akan mendorong target emisi nol alias net zero emission pada 2030.

“Selain itu, Infinity Train akan menekan biaya operasional kami, meningkatkan efisiensi pemeliharaan, dan mendorong produktivitas,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diunggah pada situs Fortescue.

Saat ini, Fortescue telah mengoperasikan 54 lokomotif dengan 16 set kereta. Setiap rangkaian kereta memiliki panjang sekitar 2,8 kilometer. Kereta milik perusahaan memiliki kapasitas angkut hingga 34.404 ton bijih besi yang terbagi dalam 244 gerbong.

Dengan jumlah tersebut, operasional kereta milik Fortescue mengkonsumsi 82 juta liter solar pada 2021, yang menyumbang 11 persen emisi perusahaan.

Baca juga: 8 Stasiun Kereta Terindah di Dunia, Bergaya Klasik hingga Modern

Oleh sebab itu, perusahaan meyakini operasional Infinity Train di seluruh wilayah operasi kerja akan berkontribusi signifikan pada target bebas emisi di 2030 mendatang.

Telan dana Rp 715,8 miliar

Pengembangan dan studi proyek Infinity Train ini diperkirakan menelan dana hingga 50 juta dollar AS, setara Rp 715,8 miliar (kurs Rp 14.316), dalam dua tahun ke depan.

Peluncuran proyek ini dilakukan setelah Fortescue menyelesaikan akuisisi perusahaan berbasis di Inggris, Williams Advanced Engineering (WAE).

Pasca-akusisi itu, divisi baterai listri WAE akan bergabung dengan Fortescue. Tepatnya berada di bawah manajemen perusahaan pengembangan teknologi energi hijau Fortescue, yakni Fortescue Future Industries (FFI).

Baca juga: Versi Baru Kereta Mewah Orient Express Akan Beroperasi pada 2023

Andrew Forrest berharap langkah ini mendorong industri di dunia untuk beralih dari energi fosil ke energi ramah lingkungan, salah satunya energi gravitasi.

“Infinity Train melanjutkan langkah FFI untuk mengubah sikap dunia terhadap pembangkit energi. Untuk menggerakkan para pemimpin bisnis dan politisi global, kepada kesadaran bahwa bahan bakar fosil hanyalah salah satu sumber energi. Ada sumber energi yang lain sekarang, seperti energi gravitasi yang lebih efisien, lebih rendah biaya, dan ramah lingkungan,” imbunya.

Baca juga: Liburan Sambil Tidur di Kereta? Ini Rekomendasi Sleeper Train di Dunia

Meski baru tahap awal pengembangan dan studi, Fortescue menargetkan Infinity Train dapat menjangkau pasar komersial secara global. Utamanya, Infinity Train merupakan pelopor industri kereta menggunakan baterai listrik dan tenaga gravitasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com