Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teru Teru Bozu, Boneka dari Jepang yang Digantung untuk Usir Hujan

Kompas.com - 21/03/2022, 08:27 WIB
Desi Intan Sari,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

Meski sudah ada petunjuk soal asal usul Teru Teru Bozu di lirik tersebut, tetap saja sejarahnya masih samar dan belum jelas.

Beberapa orang mengatakan lirik menjelang akhir lagu populer mengacu pada "Good Weather Monk" yang mampu membawa cuaca cerah dengan mantranya.  

Namun, setelah menjanjikan cuaca yang cerah kepada penguasa feodal, sinar matahari tidak kunjung muncul seperti yang dijanjikan, akhirnya kepala biksu tersebut dipenggal sebagai hukuman. 

Lalu, kepala biksu tersebut dibungkus kain dan digantung di luar untuk menghentikan hujan serta membuat matahari bersinar. 

Baca juga:

Terdapat sebuah teori yang cukup mengerikan bahwa Teru Teru Bozu mewakili roh yokai dari pegunungan yang disebut Hiyoribo

Hiyoribo diketahui bisa membawa cuaca cerah, tapi sayangnya tak bisa dilihat ketika hari hujan. 

Sementara itu, menurut Asosiasi Cuaca Jepang yang menjalankan aplikasi cuaca Tenki.jp, tradisi Teru Teru Bozu telah menyebar ke seluruh Jepang dari China selama Periode Heian (794-1185 masehi).

Jika ditelusuri kembali kebiasaan melakukan ritual itu bukan datang dari seorang biksu, tetapi gadis pembawa sapu. 

Ilustrasi sapu. Sebuah teori mengatakan bahwa ritual menggantung Teru Teru Bozu di Jepang bukan datang dari seorang biksu, tetapi gadis pembawa sapu. WIKIMEDIA COMMONS/PARA Ilustrasi sapu. Sebuah teori mengatakan bahwa ritual menggantung Teru Teru Bozu di Jepang bukan datang dari seorang biksu, tetapi gadis pembawa sapu. 

Menurut cerita, pada saat hujan deras tanpa henti, ada sebuah suara dari langit yang mengingatkan orang-orang bahwa kota mereka akan tenggelam jika seorang gadis muda yang cantik tidak muncul. 

Akhirnya, demi menyelamatkan kota dari banjir, seorang gadis pun dikorbankan dan dikirim ke luar dengan sapu. 

Secara simbolis, diartikan gadis tersebut dikirim ke surga di mana dia akan menyapu awan dari langit agar hujan tak turun. 

Baca juga:

Untuk mengingat gadis pemberani yang membawa cuaca cerah, para wanita muda akan menciptakan kembali sosoknya dalam potongan kertas, sebuah keterampilan yang dulu pernah dikuasai oleh gadis pembawa sapu. 

Hasil keterampilan tersebut, kemudian digantung di luar untuk mendatangkan sinar matahari di saat hujan.

Kisah itu semua dikenal dengan nama So-Chin-Nyan atau Souseijou yang bisa diartikan sebagai "gadis cuaca cerah yang menyapu.”

Pada akhirnya konsep boneka kertas secara bertahap mengambil wajah yang berbeda di Jepang, kemudian berkembang menjadi apa yang kita tahu sekarang, yakni Teru Teru Bozu. 

Teori ini pun disetujui oleh sejumlah sejarawan rakyat Jepang, Teru Teru Bozu hingga kini sangat mudah ditemui di luar jendela atau di atap rumah-rumah warga seluruh Jepang saat mereka ingin esok hari cuacanya cerah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com