Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/03/2022, 19:07 WIB

KOMPAS.com - Kota Malang, Jawa Timur diketahui terkenal akan tempat wisatanya yang beragam. Mulai dari wisata alam, wahana permainan, hingga tempat nongkrong, semua ada.  

Sebagai salah satu destinasi wisata populer di Indonesia, Malang punya semboyan yang unik yakni Malang Kucecewara.  

Baca juga: 13 Tempat Wisata di Malang untuk Liburan Seru Bersama Keluarga

Perlu diketahui juga bahwa semboyan itu sudah dipakai Pemerintahan Kotamadya Daerah Tingkat II Malang sejak 1 April 1914.

Semboyan Malang Kucecewara dan asal usulnya

Malang Kucecewara memiliki arti "Tuhan menghancurkan yang bathil dan menegakkan yang baik", dikutip dari Jawatimuran.disperpusip.jatimprov.go.id, Senin (21/3/2022).  

Asal nama Kota Malang Tak asal dipilih, semboyan itu juga berkaitan erat dengan asal usul nama Kota Malang yang pada masa Ken Arok sekitar delapan abad lalu.  

Pada masa Ken Arok, ada candi bernama Malang. Sayangnya hingga kini, keberadaannya belum diketahui dan masih jadi misteri. 

Baca juga: 13 Wisata Pantai di Malang, Ada yang Mirip Bali dan Raja Ampat

Meski menjadi misteri para ahli sejarah, mereka diketahui masih terus mencari tahu mengenai nama Malang itu dari mana.

Melansir dari Kimkotamalang.or.id para ahli menduga bahwa Malang Kucecewara yang juga tertulis di lambang kota merupakan nama bangunan suci. 

Nama bangunan tersebut ditemukan dalam dua prasasti Raja Balitung yang berasal dari Jawa Tengah. Dua prasasti itu adalah Matyasih di tahun 907 dan prasasti 908, yang ditemukan di kawasan antara Surabaya dan Malang. 

Alun-alun Tugu Kota Malang.
SHUTTERSTOCK/PAMBUDI YOGA PERDANA Alun-alun Tugu Kota Malang.

Meski telah dilakukan penelitian soal di mana letak bangunan suci yang berhubungan dengan Kota Malang oleh para ahli, mereka belum tahu secara pasti dimanakah tempatnya.  

Ada yang percaya bahwa bangunan suci terletak di kawasan Gunung Burung, ada juga yang menduga lokasinya ada di daerah Tumpang.  

Malang mulai berkembang pesat pada zaman kolonial Belanda, terutama setelah dibangun dan dioperasikannya jalur Kereta Api (KA) di tahun 1879.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com