Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Unggah Boarding Pass ke Medsos atau Asal Buang, Ini Akibatnya

Kompas.com - 24/03/2022, 09:18 WIB
Desi Intan Sari,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Media sosial membuat banyak orang gemar mengunggah segala hal ke internet. Termasuk salah satunya cerita tentang perjalanannya.

Entah foto liburan, momen bersenang-senang bersama kerabat, tiket bioskop, bahkan sesuatu yang sebetulnya bersifat rahasia, seperti boarding pass

Baca juga:

Menurut peneliti privasi Bill Fitzgerald, mengunggah boarding pass pesawat bukan lah hal yang boleh dilakukan, seperti dikutip Kompas.com dari CN Traveler, Rabu (23/3/2022). 

Pasalnya, boarding pass berisi banyak informasi penting terkait penumpang pesawat.

Ini termasuk nama penumpang, nomor penerbangan, dan penetapan kursi, yang semuanya tercantum pada boarding pass. 

Meski informasi tersebut terdengar sederhana, sebenarnya ada beberapa informasi penting yang tercantum di sana.

Barcode di boarding pass jika dipindai akan memunculkan informasi lain, seperti seperti nomor frequent flyer, informasi kontak, atau detail identifikasi lainnya. 

Menurut Bill, informasi yang terkandung akan bervariasi pada setiap barcode maskapai. Namun, tetap saja boarding pass memuat banyak informasi penting. 

“Ada satu aturan praktis yakni selalu menganggap kode yang dapat dipindai itu memiliki informasi tentang diri Anda dan barang-barang Anda, serta ke mana Anda akan pergi," ujar Bill kepada CN Traveler.

Baca juga:

Selain itu, penumpang pesawat juga harus selalu berpikir bahwa barcode yang ada pada boarding pass berisi informasi penting lain, seperti Surat Izin Mengemudi (SIM) dan detail paspor. 

Sebab, informasi itu biasanya akan dicek oleh pihak maskapai saat berada di bandara. 

 

Jangan sembarang buang 

Ilustrasi boarding pass.Shutterstock Ilustrasi boarding pass.

Boarding pass yang sudah dicetak juga tak boleh sembarangan dibuang, apalagi jika di barcode masih tercantum dengan jrlas.

“Jika Anda memiliki barcode pada sesuatu, Anda tidak boleh membuangnya ke tempat sampah kecuali memang ingin seseorang mengambilnya,” ucap Bill. 

“Anda juga seharusnya tidak pernah mempostingnya (boarding pass) di media sosial."

Baca juga:

Semua ini tampak seperti pedoman perlindungan data standar yang wajib diikuti. Sayangnya, seseorang yang sering bepergian sekalipun bisa saja mengalami hal buruk gara-gara masalah boarding pass ini.

Misalnya, mantan Perdana Menteri Australia, Tony Abbott yang pernah mengunggah foto boarding pass maskapai Qantas miliknya ke Instagram pada Maret 2020.

“Hanya dengan menggunakan gambar ini (boarding pass), penyerang dapat memperoleh akses ke detail pribadi perdana menteri, termasuk nomor telepon dan (nomor) paspornya,” kata Manajer Keamanan Informasi di firma keamanan siber, Cobalt, Mark Scrano.

Untungnya peretas itu tidak menggunakan data Tony Abbott untuk tujuan jahat, tapi orang jahat lainnya mungkin akan memanfaatkan data tersebut.

Baca juga:

Sementara itu, orang jahat juga bisa memakai data itu untuk melakukan serangan online ke akun dan persona digital seseorang.

“Banyak maskapai penerbanga menggunakan data pada boarding pass, khususnya kode konfirmasi dan nama belakang untuk memungkinkan akses penuh ke akun online Anda,” ujar Mark Scrano.

“Ini dapat disalahgunakan untuk mengakses data pribadi Anda yang disimpan oleh maskapai."

Seadainya data yang bisa diakes itu digunakan dengan terampil, maka detail kecil sekalipun bisa digunakan untuk melakukan penipuan identitas. 

“Jadi, jika Anda khawatir identitas dicuri, langkah yang sangat sederhana yang bisa dilakukan adalah tidak membagikan barcode dalam bentuk apapun,” ujarnya. 

 

Boarding pass dicetak atau tidak, mana lebih baik?

Ilustrasi pesawatDok. Pexels/ Sourav Mishra Ilustrasi pesawat

Meski saat ini penggunaan boarding pass kertas semakin jarang, bentuk fisik tersebut masih diperlukan apalagi saat mengalami kasus di luar kendali penumpang.

Misalnya,  jika ada perubahan kursi yang dilakukan di pintu gerbang atau hal lainnya. 

Baca juga:

Menurut Bill, menyobek boarding pass adalah cara paling aman untuk terhindar dari peretasan data. 

Adanya boarding pass online mungkin lebih aman dan mudah untuk melindungi data pribadi. 

Sayangnya, itu tidak sesederhana menggunakan tiket elektronik di aplikasi maskapai atau aplikasi loyalitas.

“Aplikasi itu adalah mimpi buruk privasi, dan sering diisi dengan berbagai pelacakan pihak pertama (dan) pihak ketiga,” kata Bill Fitzgerald. 

“Mereka terkadang dapat menemukan lokasi Anda hampir secara real time saat Anda menggunakan aplikasi."

Baca juga:

Jadi, baik dicetak maupun tidak bukanlah pilihan yang sederhana. 

Bagi pelancong yang lebih suka menggunakan ponsel mereka daripada tiket kertas, Bill merekomendasikan melakukan tangkap layar kode QR pada boarding pass.

Kemudian, simpan tangkap layar di galeri foto sehingga pelancong tak perlu membuka aplikasi untuk bisa mengaksesnya. 

Hal terbaik yang bisa dilakukan pada boarding pass adalah memperlakukannya seperti dokumen pribadi yang penting, bahkan jika di kertas tersebut hanya tertulis nomor penerbangan atau barcode

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com