Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Tips Cegah Tersesat Saat Mendaki Gunung dan Kesalahan Fatal yang Sering Dilakukan

Kompas.com - 24/03/2022, 19:07 WIB
Desi Intan Sari,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Perjalanan mendaki gunung bagi sebagai orang merupakan aktivitas yang sangat menyenangkan. 

Bisa menjelajahi alam, menuju ke tempat-tempat yang indah atau mengabadikan foto keren saat berada di area tertentu, mislanya saja puncak gunung. 

Namun, mendaki gunung itu tak hanya soal keseruan. Ada banyak hal yang perlu disiapkan, demi keamanan dan agar tak tersesat. 

Baca juga: Cara Atasi Hipotermia di Gunung, Ini Pertolongan Pertama yang Bisa Dilakukan

Banyak pendaki yang sering kali membuat kesalahan dalam melakukan pendakian, sehingga bisa mudah tersesat. 

4 kesalahan pendaki gunung yang sering dilakukan

Menurut peneliti di SomkyMountains.com yang telah menganalisis lebih dari 100 laporan, disebutkan bahwa ada empat kesalahan besar yang sering dilakukan pendaki gunung, dikutip dari Travel and Leisure, Kamis (24/3/2022):

  • Pertama adalah tak memberitahu soal rencana perjalanan kepada orang yang dipercaya, misalnya saja orangtua atau teman dekat. 
  • Kedua adalah berkeliaran ke area yang tak diketahui. Padahal, lebih baik tetap di lokasi yang sudah dikuasai karena peluang ditemukan tim SAR (Search and Rescue) lebih besar serta masalah cedera juga bisa dicegah.
  • Ketiga adalah tidak mengepak pakaian berwarna cerah, diketahui memakai pakaian cerah bisa dengan mudah membatu Tim Sar dalam menemukan pendaki.
  • Keempat adalah tidak tahu kapan harus bergerak. Itu semua dikarenakan kurangnya persiapan sehingga tidak menguasai navigasi atau peta.

Baca juga: Cegah Hipotermia Saat Naik Gunung, Bawa 3 Perlengkapan Ini

Belum lagi masalah tidak membawa perlengkapan pendakian yang bagus dan lengkap juga bisa membawa bencana. 

Tips agar tidak tersesat saat mendaki gunung

Tadi adalah kesalahan fatal yang kerap dilakukan pendaki, berikut ini Kompas.com akan membagikan sejumlah tips mencegah pendaki tersesat di gunung

Ilustrasi gunung - Pemandangan kawah Gunung Rinjani (SHUTTERSTOCK/K_Boonnitrod).SHUTTERSTOCK/K_Boonnitrod Ilustrasi gunung - Pemandangan kawah Gunung Rinjani (SHUTTERSTOCK/K_Boonnitrod).

1. Mendaftar di basecamp pendakian

Pastikan untuk selalu mendaftarkan diri ke basecamp pendakian jika ingin mendaki gunung demi keamanan, seperti dikutip dari Kompas.com (9/7/2019).

Biasanya pihak basecamp akan memberitahu soal medan dan rute yang akan dilalui, kemudian memberikan sejumlah anjuran agar tak melewati sejumlah jalan tertentu yang dinilai berbahaya. 

Selain itu, jika waktu turun yang direncanakan sudah lewat, pihak basecamp bisa langsung memberikan pertolongan jika dirasa ada kejanggalan seperti adanya pendaki yang tersesat.

2. Sewa pemandu

Jika memang dirasa tidak tahu rute dan medan sama sekali, atau baru pertama kali mendaki di gunung tersebut, disarankan untuk menyewa pemandu. 

Adanya pemandu yang sudah berpengalaman, membuat perjalanan lebih aman, apalagi saat ada jalan bercabang pendaki tak perlu kebingungan.  

Baca juga: 7 Gunung Tertinggi di Pulau Jawa, Seven Summit yang Wajib Didaki

3. Selalu bersama rombongan 

Biasanya hilangnya seorang pendaki kebanyakan disebabkan karena terpisah dari rombongannya. 

Untuk mencegahnya, ada baiknya jika akan pergi ke mana pun saat di gunung memberitahu teman dan mengajaknya. 

Itu dilakukan jika pendaki ada yang terjatuh, ada saksi mata yang bisa memberikan bantuan ataupun meminta bantuan ke tim penyelamat. 

Sejumlah petugas sedang memikul sampah yang berhasil dikumpulkan di jalur pendakian Gunung Gede Pangrango.Dok. Balai Besar TNGGP Sejumlah petugas sedang memikul sampah yang berhasil dikumpulkan di jalur pendakian Gunung Gede Pangrango.

4. Mendaki lewar jalur resmi

Selalu lewati jalur resmi yang sudah ditunjukkan pihak basecamp untuk menghindari hal-hal buruk selama pendakian. 

Baca juga: Catat, Ini Daftar Perlengkapan yang Harus Ada Saat Mendaki Gunung

Jalur resmi biasanya juga lebih mudah dilalui dan jalannya juga sudah dibersihkan dari semak atau ilalang yang mengganggu. Sedangkan jika memilih jalur ilegal, pendaki akan menemui lebih banyak tantangan yang malah bisa mencelakakan diri sendiri.

5. Belajar ilmu navigasi darat

Sebagai seorang pendaki tidak ada salahnya untuk terus belajar, terutama mengembangkan kemampuan terkait navigasi darat. 

Navigasi darat dan ilmu membaca peta adalah sebuah kebutuhan wajib yang minimal harus dikuasai oleh pendaki untuk keamanan perjalanan di alam liar.

Dengan menguasai ilmu tersebut, risiko tersesat di gunung bisa dikurangi, karena jika terjadi sesuatu pendaki masih bisa mengetahui arah mana yang benar. 

6. Mendaki di kala cuaca cerah

Alam memang tidak bisa dilawan, apalagi jika cuaca sedang tak bersahabat seperti adanya badai hingga kabut tebal di gunung. Kabut bisa menghalangi pandangan pendaki dan sangat berbahaya, jika ternyata jalan yang dipilih adalah arah menuju ke jurang. 

Badai dan hujan angin juga bisa menghambat pendakian, jadi lebih baik memilih melakukan pendakian saat cuaca cerah agar perjalanan jadi lebih lancar dan aman. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com