KOMPAS.com- Umat muslim di seluruh dunia menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan dengan suka cita, tak terkecuali di Indonesia.
Sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim, kemeriahan menyambut Ramadhan sangat terasa. Terdapat tradisi unik jelang Ramadhan dari berbagai daerah di Indonesia.
Tradisi unik tersebut sesuai dengan adat istiadat masing-masing daerah yang tetap dilestarikan hingga saat ini.
Baca juga: Tutup Selama Ramadhan, Pendakian Gunung Andong Buka Lagi 14 Mei 2021
Berikut 12 tradisi unik jelang Ramadhan dari berbagai daerah di Tanah Air:
Memasuki bulan Ramadhan, umat muslim bukan hanya melakukan persiapan fisik untuk menjalani ibadah puasa, tetapi juga persiapan batin dengan menyucikan diri.
Mengutip Portal Informasi Indonesia (31/9/2019), salah satu tradisi menyucikan diri tersebut adalah padusan. Tradisi ini umumnya dilakukan oleh masyarakat Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Padusan berasal dari kata adus yang berarti mandi. Tujuannya adalah menyucikan diri, membersihkan jiwa, dan raga, sehingga saat Ramadhan datang umat muslim dapat menjalani ibadah dalam kondisi suci lahir maupun batin.
Tradisi yang merupakan warisan leluhur ini, dilakuakn dengan cara berendam atau mandi di sumber mata air.
Saat ini, kebanyakan kegiatan padusan dilakukan secara beramai-ramai bahkan menarik perhatian wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Tradisi kuramasan dilakukan oleh warga di Kampung Adat Miduana, Cianjur, Jawa Barat seperti dikutip dari Antara (24/3/2022). Kampung Adat Miduana merupakan sebuah perkampungan yang masih berpegang teguh pada tradisi Sunda dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan unik jelang Ramadhan itu berlangsung di Sungai Cipandak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Ketua Lokatmala Foundation Wina Rezky Agustina mengatakan dalam tradisi Kuramasan ini warga akan mandi di Sungai Cipandak baik secara individu maupun kelompok. Mereka datang ke Sungai Cipandak sehari menjelang Ramadhan sejak pagi hingga waktu solar Dzuhur
"Sebelum prosesi mandi massal ini, warga adat memanjatkan niat dan doa yang dipimpin oleh pemimpin adat setempat. Lalu, tanpa harus membuka pakaian, mereka turun ke Sungai Cipandak," kata Wina yang juga menjadi pendamping warga adat Miduana dikutip dari Antara.
Baca juga: 8 Perbedaan Suasana Ramadhan di Turki dan Indonesia Selama Pandemi
Tak hanya prosesi mandi massal, warga juga membersihkan sampah di Sungai Cipandak secara gotong-royong. Setelah acara selesai, dilanjutkan dengan kegiatan makan bersama atau dikenal dengan mayor di tepi sungai.
Jelang Ramadhan, masyarakat Gorontalo memiliki tradisi Mohibadaa, yakni membalurkan ramuan rempah-rempah tradisional sebagai masker wajah.
Mengutip Kompas.com (12/4/2021), sebenarnya tradisi ini dilakukan tak hanya jelang Ramadhan. Namun, menyambut bulan puasa, tradisi ini menjadi lebih istimewa.
Ramuan rempah-remah yang digunakan antara lain tepung beras, humopoto (kencur), bungale (bangle), dan alawahu (kunyit). Disarankan menggunakan beras ketan agar hasil tepungnya halus.
Baca juga: Ilomata River Camp, Tempat Kemah dan Wisata Baru di Gorontalo
Mohibadaa dilakukan untuk menjaga kondisi kulit karena biasanya saat puasa, kulit terasa kering apalagi cuaca Gorontalo sangat panas.
Biasanya, paket rempah tradisional ini dijual di pasar tradisional sehingga masyarakat Gorontalo tak perlu meracik sendiri. Tak hanya aromanya yang harum sepanjang hari, kulit juga akan terasa kencang, sehat berseri, tidak kering, dan mengurangi kerutan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.