Tradisi megengan merupakan tradisi menyambut bulan Ramadan oleh masyarakat Provinsi Jawa Timur.
Mengutip Tribun Jatim, (22/3/2022), megengan berasal dari kata megeng, yang berarti menahan. Filosofinya adalah menahan segala hal yang membatalkan ibadah puasa, dari lapar dan haus, serta hawa nafsu.
Tradisi ini dilakukan dengan kenduri atau selamatan, biasanya di masjid atau mushola. Tak lupa, setiap warga membawa makanan untuk saling berbagi nantinya.
Dalam tradisi megengan, ada satu makanan yang tak akan pernah tergantikan, yaitu kue apem. Nama apem berasal dari kata bahasa Arab yakni afwan, yang berarti maaf atau ampunan sebagai simbol permohonan ampun kepada Tuhan YME.
Dugderan merupakan tradisi unik menjelang Ramadhan dari Semarang, Jawa Tengah.
Mengutip situs Perpustakaan dan Informasi Tentang Budaya Lokal Jawa Tengah (14/12/2016), upacara ini merupakan perpaduan tiga etnis yang mendominasi masyarakat Semarang yakni Jawa, Tionghoa, dan Arab.
Nama dugderan diambil dari suara bedug yang ditabuh yakni 'dug' dan 'der'. Tabuhan bedug tersebut merupakan pertanda dimulainya bulan Ramadhan.
Tradisi ini diramaikan dengan ikon berupa warak ngendhog yakni atraksi replikasi hewan berkaki empat namun berkepala mirip naga.
Tradisi nyadran atau sadranan merupakan tradisi yang banyak dilakukan di daerah Jawa, utamanya Jawa Tengah.
Mengutip Tribun Jatim, (22/3/2022), kata nyadran berasal dari bahasa Sanskerta, yakni sraddha yang berarti keyakinan.
Tradisi ini dilakukan dengan cara mendatangi makam orang tua atau saudara yang sudah meninggal, kemudian membersihkan makam sembari menaburkan bunga.
Tak lupa, mereka mendoakan mendiang orang tua dan saudaranya tersebut saat melakukan nyadran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.