Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebanyak 100.000 Turis Indonesia Wisata ke Swiss Sebelum Pandemi

Kompas.com - 26/03/2022, 09:31 WIB
Ni Nyoman Wira Widyanti

Penulis

KOMPAS.com - Sebanyak 100.000 wisatawan nasional asal Indonesia mengunjungi Swiss sebelum pandemi Covid-19 melanda.

Hal tersebut diungkapkan oleh Director of Switzerland Tourism, South East Asia, Batiste Pilet, kepada Kompas.com di Jakarta, Kamis (24/3/2022).

Menurut Pilet, angka tersebut cukup kecil jika dibandingkan dengan populasi Indonesia yang mencapai hampir 300 juta jiwa.

Dilansir dari Kompas.com, Jumat (22/1/2021), jumlah penduduk Indonesia hingga Desember 2020 atau pada tahun 2021 mencapai 271,34 juta jiwa. 

Baca juga:

"100.000 itu cukup kecil dan mereka sebagian besar berasal dari Jakarta dan sedikit dari Surabaya," ujarnya. 

Ia memberi contoh, terdapat sekitar 200.000 wisatawan asal Singapura yang mengunjungi Swiss. Namun, populasi Singapura mencapai hampir enam juta jiwa, atau 5,45 juta jiwa, pada tahun 2021, dikutip dari situs web Departemen Statistik Singapura.

"Potensi Indonesia (untuk berwisata ke Swiss) masih besar," katanya. 

Persentase grup wisatawan lebih besar dibanding individu

Ilustrasi Swiss - Kastil Chillon di Montreux yang lokasinya dekat dengan Danau Jenewa, Swiss (SHUTTERSTOCK/cge2010).SHUTTERSTOCK/cge2010 Ilustrasi Swiss - Kastil Chillon di Montreux yang lokasinya dekat dengan Danau Jenewa, Swiss (SHUTTERSTOCK/cge2010).

Pelancong asal negara-negara Asia Tenggara memiliki kebiasaan yang beragam ketika berwisata. 

Wisatawan asal Singapura, kata Pilet, dinilai lebih individual bila dibandingkan dengan wisatawan asal Indonesia. 

"(Kunjungan) Indonesia didominasi oleh grup wisatawan," imbuhnya.

Menurutnya, ada sejumlah alasan mengapa wisatawan lebih memilih berwisata dalam bentuk grup. Di antaranya kemampuan berbahasa, kecenderungan untuk mengandalkan jasa tour operator, dan harga yang lebih murah meski sudah mencakup sejumlah fasilitas. 

Baca juga:

"Berdasarkan data visa kami, kami mencatat 70 persen pemohon grup dan 30 persen pemohon individu. Namun, data ini tidak terlalu akurat karena kami memiliki grup wisatawan yang mengajukan permohonan ke negara lain, lalu masuk ke Swiss. Sehingga, saya memperkirakan dari Indonesia ada 80 persen grup wisatawan, dan 20 persen wisatawan individu," jelasnya. 

Untuk tahun 2023, pihaknya menargetkan untuk mencapai angka kunjungan yang sama dengan tahun 2019, meliputi wisatawan asal Asia Tenggara.

Sementara itu, pihaknya merencanakan pemulihan sebesar 60 persen untuk tahun ini. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com