Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Pengelola Gunung Ireng di Gunungkidul Tarik Wisatawan Setelah 2 Tahun Sepi

Kompas.com - 26/03/2022, 11:40 WIB
Markus Yuwono,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 yang melanda dunia menyebabkan berbagai sektor, termasuk wisata terpuruk selama dua tahun terakhir.

Wisata Gunung Ireng di Kelurahan Pengkol, Kecamatan atau Kepanewon Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) juga turut merasakannya.

Lurah Pengkol yang juga selaku pengelola Gunung Ireng bernama Sugit mengatakan, selama dua tahun terakhir kunjungan ke Gunung Ireng menurun drastis.

Baca juga: Gunung Ireng, Spot “Sunrise” Menawan Dekat Kota Yogya

Sebanyak 32 lapak yang dikelola masyarakat dengan nama batuan yang ada di Gunung Ireng harus berhenti beroperasi selama pandemi 2 tahun terakhir.

Baru beberapa waktu terakhir mulai banyak kunjungan dan mulai beroperasi, meski kunjungan terbatas.

"Sudah mulai membaik, kami lakukan pembatasan tidak boleh banyak. Setelah pandemi, baru mulai lagi," kata Sugit kepada Kompas.com di Gunung Ireng, Sabtu (26/3/2022).

Geoheritage Cross Country di Gunung Ireng

Ia melanjutkan, salah satu upaya menarik wisatawan adalah melalui Geoheritage Cross Country agar orang tau Gunung Ireng itu seperti apa.

Sugit berharap dengan adanya geoheritage cross country yang diikuti ratusan pelari bisa mengembalikan kunjungan wisatawan Gunung Ireng.

Geoheritage cross country sendiri menempuh perjalanan sekitar gunung Ireng dengan panjang lintasan mencapai 10 kilometer (km).

Keindahan Matahari Terbit di Gunung Ireng, Yogyakarta.Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya Keindahan Matahari Terbit di Gunung Ireng, Yogyakarta.

Pelari bisa menikmati suasana perkampungan, dan suasana Gunung Ireng yang terkenal dengan sunrise-nya dan suasan yang sejuk.

Sementara itu, Wakil Bupati Gunungkidul Heri Susanto mengapresiasi langkah Kapanewon Patuk, dan Pengelola Gunung Ireng untuk mulai membangkitkan kembali wisata yang terpuruk akibat pandemi.

"Kolaborasi kegiatan olahraga masyarakat, salah satunya sport tourism untuk membangkitkan pariwisata di Gunungkidul," kata Heri.

Baca juga: Lokasi, Rute, dan Harga Tiket Masuk Gunung Ireng Gunungkidul

Diharapkan kegiatan sport torism geoheritage cross country ini menjadi pengungkit kegiatan lain setelah ini.

"Menjadi inspirasi bagi pelaku wisata lain, pokdarwis untuk bisa mengkolaborasikan kegiatan yang nanti berbasis pada ekonomi masyarakat itu yang paling penting," ucap Heri.

Heri mengatakan, semua pihak diharapkan bisa membantu pemkab Gunungkidul untuk mengenalkan obyek wisata lain selain Pantai. Gunungkidul memiliki goa, susur sungai, Budaya, bentang alam, hingga religi yang unik.

"Ini bisa dikolaborasikan dengan baik, sehingga pariwisata bisa tumbuh kembang merata di seluruh potensi yang ada. Sehingga aspek ekonomi bisa berkembang secara merata," kata Heri.

Baca juga: 4 Tips Berburu Indahnya Matahari Terbit di Gunung Ireng, Gunungkidul

Panewu Patuk Martono Imam Santoso menambahkan upaya memperkenalkan kawasan wisata di sisi utara khususnya Patuk terus dilakukan agar wisatawan tidak hanya terpusat di kawasan Pantai.

"Kita berupaya agar wisatawan tidak hanya ke Pantai, bisa ke Patuk dengan beberapa destinasi wisata alam yang sangat bagus," kata dia.

Sejarah Berdirinya Kawasan Wisata Gunung Ireng

Lurah Pengkol Sugit mengatakan, nama sebelumnya adalah Gunung Butak karena di lokasi tersebut tidak ada tumbuhan yang bisa tumbuh.

Lalu pada tahun 2010 warga mulai membersihkan sekitar gunung api purba yang menurut penelitian lebih tua dibandingkan Gunung Api Purba Nglanggeran.

Gunung Ireng, Patuk, Gunungkidul Sabtu (26/3/2022)KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO Gunung Ireng, Patuk, Gunungkidul Sabtu (26/3/2022)

"Baru tepatnya 19 Desember 2013, mengeluarkan buku sejarah gunung ireng yang berisi mitos dan seharahnya," kata Sugit.

Gunung Ireng juga dibuka untuk wisata dengan tawaran sunrise, foto bintang pada malam hari, hingga camping ground.

"Saat musim pernikahan, hampir setiap hari ada orang foto prewedding," kata dia.

Baca juga: Pesona Keindahan “Sunrise” di Gunung Ireng, Gunungkidul

Tak hanya itu, 32 lapak yang berdiri menawarkan makanan tradisional pun diberi nama batuan yang ada di Gunung Ireng, agar wisatawan bisa diedukasi.

"Makanan yang dijual tidak boleh sama meski bahan dasarnya sama misal ketela. Tidak boleh pakai plastik. Namun sejak pandem,i belum mulai lagi," kata dia.

Sugit mengatakan, harga tiket masuk hanya Rp 5.000 per orang mampu menyedot kunjungan wisatawan ke kawasan Gunung Ireng.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com