Masjid As Safinatun Najah, Semarang ini lebih dikenal dengan nama Masjid Kapal. Sesuai namanya, arsitektur masjid ini menyerupai bentuk kapal.
Mengutip Kompas.com (29/1/2018), lokasi Masjid Kapal berada di Jalan Kyai Padak, Kelurahan Podorejo, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang.
Bangunan masjid berwana kuning kecoklatan. Di bawahnya, terdapat bangunan menyerupai galangan kapal berwarna coklat seperti kayu.
Sementara itu, di puncak masjid merupakan area terbuka yang bisa didatangi pengunjung. Tak hanya tempat ibadah, Masjid Kapal ini menjadi salah satu destinasi liburan wisatawan dari berbagai kota di sekitar Semarang.
Masjid Kapal memiliki empat lantai dengan fungsi yang berbeda. Lantai pertama digunakan sebagai ruang pertemuan.
Baca juga: Ini Masjid Tertua di Yogyakarta, Penuh Makna Filosofis dan Historis
Lantai kedua dan ketiga sebagai tempat beribadah. Sementara, lantai keempat sekaligus atap menjadi spot melihat pemandangan sekitar bagi pengunjung.
Arsitektur Masjid Al-Irsyad adalah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Keunikan masjid ini adalah bangunan berbentuk kubus besar tanpa kubah.
Mengutip Kompas.com (23/9/2018), keempat dinding kubus tersebut mempunyai banyak lubang. Apabila dicermati, kisi-kisi dinding dengan susunan bata berlubang ini membentuk dua kalimat syahadat dalam huruf Arab.
Teknik ini menjadikan bangunan masjid tersebut sebagai sebagai kaligrafi berukuran raksasa. Hal ini yang menjadi ciri khas Masjid Al-Irsyad.
Baca juga: 15 Wisata Hits di Ciwidey Bandung, Incaran Wisatawan
Masjid yang berdiri di lahan seluas sekitar 8.000 meter persegi dan luas bangunan 970 meter persegi ini mampu menampung hingga 1.500 jemaah. Warna eksterior dan interiornya terdiri dari abu-abu, putih, dan hitam, sehingga membuatnya tampak sederhana, elegan, dan futuristik.
Masjid Jami merupakan salah satu tempat wisata religi sekaligus cagar budaya. Lokasinya berada di Jalan Pasar Usang, Kelurahan Air Tiris, Kecamatan Kampar.
Mengutip Kompas.com, (6/5/2019), keunikan dari masjid ini adalah dibangun tanpa paku, hanya menggunakan pasak.
Meski sudah dibangun sejak 1901, masjid ini masih berdiri kokoh. Arsitektur bangunan masjid menunjukkan perpaduan budaya Melayu dan China, dengan atap tiga tingkat berbentuk limas.
Seluruh bangunannya terbuat dari kayu, termasuk atapnya juga kayu. Namun, sekarang atap itu sudah diganti dengan seng.
Baca juga: Unik, 5 Masjid dengan Arsitektur Tionghoa di Indonesia
Setiap dinding masjid terdapat ukiran yang memiliki makna. Terdapat 40 tiang di dalam Masjid Jami’ yang melambangkan jumlah jamaah minimal dalam sholat Jumat yakni 40 orang.
Pendiri Masjid Jami' adalah Datuok Ongku Mudo Songkal, sedangkan arsiteknya adalah H. Burhanuddin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.