Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Dugderan, Tradisi Sambut Ramadhan di Kota Semarang

Kompas.com - 27/03/2022, 09:03 WIB
Ulfa Arieza ,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

Makna dan tujuan dugderan

Berdasarkan informasi dari situs Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Kota Semarang (24/02/2020), nama dugderan diambil dari suara bedug yang berbunyi ‘dug dug dug’ dan suara meriam yakni ‘der der der’.

Seperti disampaikan sebelumnya, bedug dan meriam tersebut dibunyikan masing-masing tiga kali, sebagai penanda awal bulan Ramadhan.

Tujuan dari penyelenggaraan dugderan adalah melebur perbedaan yang terjadi antarwarga Kota Semarang pada zaman kolonial. Secara khusus, Bupati Purbaningrat ingin menyamakan persepsi masyarakat dalam menentukan awal bulan Ramadan.

Baca juga: 8 Perbedaan Suasana Ramadhan di Turki dan Indonesia Selama Pandemi

Hingga saat ini, tradisi dugderan masih menjadi alat pemersatu antarwarga Semarang. Banyak warga turun ke jalan pada saat perayaan untuk berbaur, tegur sapa, dan saling menghormati sesama tanpa memandang perbedaan.

Perayaan dugderan

Sebelum pandemi Covid-19, perayaan dugderan diselenggarakan secara meriah sekaligus sakral. Berdasarkan informasi dari situs PPID Kota Semarang, acara dimulai di Balai Kota Semarang.

Baca juga: Mengenal Kicak, Sajian Khas Ramadhan dari Kampung Kauman Yogyakarta

Walikota Semarang memimpin langsung acara tersebut lengkap dengan busana adat Jawa Tengah. Pembukaan acara dugderan diawali dengan upacara dan penampilan para penari.

Penampilan para penari disusul oleh atraksi warak ngendog. Selanjutnya, rombongan penari, atraksi warak ngendog, dan para warga mengikuti karnaval dengan berjalan kaki menuju Masjid Kauman Semarang, yang merupakan masjid tertua di Kota Atlas.

Di Masjid Kauman, Gubernur Provinsi Jawa sudah menanti kedatangan Walikota beserta rombongan karnaval.

Selanjutnya, Gubernur Jawa Tengah dan Walikota Semarang menyampaikan pidato serta ucapan selamat menunaikan ibadah puasa dalam bahasa Jawa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com