Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata ke Kota Malang, Tidak Lengkap Kalau Belum Cicipi Orem-orem

Kompas.com - 28/03/2022, 16:28 WIB
Nugraha Perdana,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

Terdampak pandemi Covid-19 dan kenaikan harga kedelai

Saat ini dalam sehari ia bisa menjual sekitar lebih dari 50 porsi.

"Sebelum pandemi lebih banyak, satu ketupat itu bisa 5 sampai 10 porsi, sekarang biasanya abah masak 20 ketupat tapi belum tentu habis, kalau agak sepi kadang cuma bawa 5 ketupat aja," katanya.

Harga kedelai yang naik juga sempat memengaruhi jualannya. Tidak jarang kondisi tersebut membuat pembeli hanya membeli kuah orem-orem.

Lebih lanjut, untuk proses masaknya sendiri, biasanya ayahnya, Muhammad Syahri, mulai sekitar pukul 06.00 WIB. Sebelumnya, setelah subuh, ia belanja kebutuhan bahan-bahan yang diperlukan di pasar.

"Selesai masak sekitar jam 8 (WIB), baru buka disini sekitar jam 9 pagi sampai jam setengah 4 sore," katanya.

Baca juga:

Yusli menjelaskan, warungnya itu ramai dikunjungi wisatawan dari luar daerah saat sebelum pandemi. Tidak jarang juga ada wisatawan mancanegara yang ingin menyicipi orem-orem.

"Sebelum pandemi, pernah itu ramainya Kampung Warna-Warni (Jodipan), ada relasi travel bawa tamu dari Kanada sama orang Hong Kong pernah, tapi sekarang yang wisatawan bule udah enggak pernah sejak pandemi, ya sepi," ungkapnya.

Terkadang para perantau juga sering datang ke warungnya karena rindu menyantap orem-orem.

"Orang Malang perantau kadang sering cari orem-orem, katanya kangen biasanya menjelang bulan puasa," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com