KOMPAS.com - Puncak gunung salju berbentuk segitiga menjadi ikon Swiss yang sering menjadi logo atau gambar sebuah merek.
Orang Indonesia bisa mendapati gambar puncak gunung fotogenic tersebut di cokelat merek Toblerone. Itulah puncak dari Gunung Matterhorn.
Kamu bisa berkunjung ke kota wisata dengan Gunung Matterhorn sebagai daya tarik utamanya, yaitu Kota Zermatt.
"Wisatawan datang ke Zermatt sepanjang tahun, tetapi lebih banyak datang saat musim dingin dan sisanya musim panas," kata Marketing Director Zermatt Tourism, Janine Imesch saat acara STS Winter Magic Tour di Zermatt, Rabu (7/3/2022).
Baca juga:
Kebanyakan wisatawan, menurut Janine memang sengaja datang ke Zermatt untuk main ski atau snowboarding saat musim dingin.
Saat musim panas tiba, wisatawan ke Zermatt untuk hiking di guung, bersepeda, bermain paragliding, melihat matahari terbit dari tepi danau, dan petualangan lainnya.
Tidak sedikit para pendaki yang "muncak" alias naik gunung ke Puncak Matterhorn saat musim panas.
Zermatt yang terkenal sebagai kota wisata ini memiliki 120 akomodasi dari guest house sampai hotel bintang lima.
Namun yang unik dari Zermatt adalah aturan untuk menjaga wisata keberlanjutan.
"Ketika orang sampai ke Zermatt mereka harus bejalan kaki, menumpang taksi listrik, atau kereta kuda. Apapun status atau latar belakang wisatawan tersebut," kata Janine.
Jangan khawatir bagi kamu yang tidak bermain olahraga musim dingin seperti ski, snowboarding, atau sledging (berseluncur sambil duduk dengan kereta kayu kecil).
Kamu tetap bisa menikmati perjalanan dan berwisata di Zermatt. Kompas.com dan rekan jurnalis lainnya saat berkunjung ke Zermatt memilikih untuk trekking musim dingin.
Kami menumpang kereta gantung untuk menuju kaki Gung Matterhorn. Sekitar lima menit perjalanan, sampailah kereta gantung.
Baca juga: Main Kayak di Danau Tempat Syuting Drama Korea CLOY di Swiss
Keluar dari gerbang kereta gantung, hamparan salju dengan puncak Gunung Matterhorn begitu memesona. Para pemain ski, langsung berseluncur asyik saat papan ski menempel di salju.
Kami memilih berjalan kaki selama satu jam untuk menuju restoran di desa tradisional yang berada di kaki Gunung Matterhorn.