KOMPAS.com – Kematian adalah satu hal yang tidak bisa dihandari setiap manusia dan bisa terjadi di mana pun serta kapan pun.
Misalnya saja saat naik pesawat, terkadang mungkin kita bertanya-tanya apa yang akan terjadi jika ada salah satu penumpang yang meninggal dalam sebuah penerbangan.
Bagaimana awak kabin atau pramugari akan menangani jenazah tersebut, apakah akan disendirikan atau didiamkan, semua itu masih belum banyak diketahui orang-orang.
Sebenarnya kematian di dalam sebuah pesawat saat penerbangan cukup sering terjadi dan ada pedoman tertentu yang harus diikuti oleh para awak kabin yang bertugas.
Baca juga: Penumpang Dilarang ke Toilet Saat Baru Masuk Pesawat, Ini Sebabnya
Biasanya jika memang ada tanda-tanda penumpang yang sakit, awak kabin akan memberikan perawatan medis darurat kepada penumpang tersebut, dikutip dari The Sun, Sabtu (2/3/2022).
Kita semua tahu bahwa ruangan di pesawat sangatlah sempit dan akan sangat sulit jika ingin melakukan perawatan medis secara diam-diam.
Apalagi saat memberikan pertolongan pertama seperti CPR atau Cardiopulmonary Resuscitation yang kerap dilakukan di lorong pesawat atau dapur.
Ada sebuah kejadian di British Airways, saat penumpang yang sedang kesusahan diberikan CPR, penumpang lainnya yang ada didekatnya merasa mendapatkan sebuah pengalaman yang sulit.
Baca juga: Kode Rahasia Pramugari Jika Naksir Penumpang Pesawat, Ini Contohnya
Kemudian ada, seorang juru bicara dari maskapai Ryanair yang mengungkapkan kepada Sun Online bahwa maskapai selalu siap memberikan pertolongan pertama kepada penumpang yang sakit.
"Semua pesawat Ryanair membawa peralatan pertolongan pertama, sepenuhnya sesuai dengan peraturan keselamatan UE, dan semua awak dilatih dalam prosedur pertolongan pertama, termasuk defibrillator, yang dibawa ke dalam pesawat,” jelas juru bicara tersebut.
Jika terjadi insiden dalam penerbangan yang memerlukan intervensi medis, sambung dia, kru pihaknya akan mengalihkan ke bandara terdekat yang sesuai dan meminta bantuan medis untuk siaga sebelum mendarat.
Jika ada kematian dalam penerbangan
Namun, jika setelah diberikan pertolongan nyawa dari penumpang pesawat tak tertolong, jenazah sering kali dipindahkan ke barisan kosong atau kelas bisnis.
Jenazah diusahakan dijauhkan dari penumpang lainnya di pesawat dan kemudian ditutupi oleh selimut.
Sebagai catatan bahwa setiap masakapai memiliki prosedur berbeda saat menangani adanya kematian di dalam pesawat.
Sementara itu, Pramugari Annette Long juga menjelaskan kepada Business Insider, jenazah ditutupi agar tidak menimbulkan perhatian.
Baca juga: Eks Awak Kabin Ungkap Salah Satu Permintaan Aneh Penumpang Pesawat
"Saya mungkin akan menutupi orang itu dengan selimut, sehingga tidak terlalu menarik untuk dilihat. Anda ingin menjaga martabat dan rasa hormat untuk seseorang yang telah meninggal. Anda tidak ingin ada yang menatap mereka. Itu akan sangat menyedihkan,” ucap Annete.
Tak hanya orang-orang yang bekerja di pesawat saja yang memberikan tanggapan. Penumpang juga mengungkapkan kisah mereka masing-masing saat mendapati adanya sebuah kematian saat penerbangan.
Ada seorang penumpang bernama Sue Jackman yang mengatakan suaminya meninggal dalam penerbangan jarak jauh dengan Air New Zealand dari Los Angeles ke Auckland.
"Kami berada di kelas bisnis dan dia pergi tidur di kursi tidur dan tidak bangun. Ketika dia tidak bangun, saya mendapatkan pramugari yang kemudian pergi dan menjemput seorang penumpang yang seorang dokter,” ujar penumpang tersebut.
Baca juga: Kenapa Penumpang Tepuk Tangan Setelah Pesawat Mendarat, Ini Maksudnya
"Dokter kemudian melakukan pemeriksaan dulu dan menyatakan bahwa dia (suaminya) meninggal sekitar empat jam sebelum mendarat,” imbuhnya.
Saat mengetahui bahwa ada penumpang yang telah meninggal, awak kabin menutupinya dengan selimut selama sisa penerbangan. Adapun sang istri tetap berada di sebelah suaminya yang telah tiada dan terus seperti itu sampai pesawat benar-benar mendarat.
Lalu, ada penumpang lainnya, Dave Samwell yang ikut bercerita bahwa dia pernah melihat orang meninggal di pesawat setelah ratusan kali melakukan penerbangan.
Dave Samwell menjelaskan bahwa awak kabin punya tirai yang bisa dipasang untuk menutupi tiga kursi dipesawat jika ingin beristirahat, tirai itulah yang dipakai untuk menutupi jenazah.
Baca juga: Hindari Minum Air di Pesawat, Ini Alasan yang Wajib Diketahui
Ada lagi kisah lainnya dari Ana Ansari yang mendapati seorang wanita meninggal yang duduk di dua baris belakangnya.
Pada saat itu, mereka masih dalam penerbangan 11 jam dari Frankfurt ke Singapura. Saat akan membaringkan jenazah, penumpang lainnya yang duduk di dekat wanita itu diberikan kursi baru.
"Begitu diketahui bahwa tidak ada lagi yang bisa mereka lakukan, mereka menutupi tubuhnya (jenazah) dengan selembar kain (tapi tidak wajahnya) dan penerbangan dilakukan seperti biasa,” jelas Ana Ansari.
Anehnya meski sudah meninggal saat penerbangan, penumpang baru bisa dinyatakan secara resmi telah tiada oleh otoritas setempat setelah mendarat.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.