Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hiu Tikus di Alor NTT Dikhawatirkan Akan Punah

Kompas.com - 02/04/2022, 17:04 WIB
Serafinus Sandi Hayon Jehadu,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

MAUMERE, KOMPAS.com - Hiu tikus, atau yang biasa disebut thresher shark, merupakan salah satu jenis hiu unik yang tidak banyak ditemukan di dunia.

Ekornya yang panjang, dan bisa mencapai setengah tubuhnya, merupakan bagian unik yang membedakannya dengan hiu yang lain.

Bahkan, ada jenis-jenis tertentu yang panjang ekornya hampir menyamai panjang tubuhnya sendiri. 

Baca juga:

Berdasarkan penelitian, seekor hiu tikus dapat hidup hingga usia 50 tahun. Namun, saat ini kebanyakan hiu tikus mati ketika berumur 10 hingga 20 tahun.

Populasi hiu tikus telah mengalami penurunan sebesar 80 persen. Hal ini disebabkan karena adanya praktik penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan.

Salah satu perairan Indonesia yang juga menjadi tempat ditemukannya hiu tikus, yakni di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Populasi hiu tikus di Alor yang kian menurun

Taman Laut Selat Pantar Alor Nusa Tenggara Timur, salah satu potensi sumber daya alam lautan Indonesia untuk menjadi negara maju.KKP Taman Laut Selat Pantar Alor Nusa Tenggara Timur, salah satu potensi sumber daya alam lautan Indonesia untuk menjadi negara maju.

Perairan Alor merupakan jalur migrasi penting bagi hiu tikus, khususnya di sekitar Selat Pantar.

Menurut data tangkapan hiu tikus di Alor pada Maret-Agustus 2021, terdapat 126 ekor betina dewasa dan 41 jantan dewasa, atau sekitar 82 persen. Hiu yang ditangkap adalah hiu betina yang sedang hamil dengan rerata dua ekor anakan.

Co-founder dan Program Koordinator Thresher Shark Indonesia, Dewi Ratna Sari, mengatakan, tingginya persentase betina hamil yang ditangkap menurunkan kemampuan hiu untuk memulihkan populasi.

"Hal ini dikhawatirkan akan membuat hiu unik ini akan punah," ujar Dewi melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (2/4/2022).

Ia menjelaskan, masyarakat dari dua desa di Alor, yaitu Lewalu dan Ampera, sudah mulai menangkap hiu tikus sejak 50 tahun terakhir. Berawal dari tangkapan tidak sengaja, lalu menjadi salah satu tangkapan utama.

Menurut penuturan masyarakat, jelas Dewi, lebih dari 300 ekor hiu tikus didaratkan dalam satu tahun. Sebagian besar hasil tangkapan adalah hiu betina yang sedang hamil.

Baca juga: 25 Wisata Gorontalo, Wisata Sejarah hingga Bertemu Hiu Paus

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com