Namun demikian, kegiatan ngabuburit sudah semakin berkembang dan beragam dibandingkan awal kemunculannnya dulu.
Zaman dulu, anak-anak melakukan permainan tradisional Jawa Barat seperti bebeledugan atau meriam bambu.
Baca juga: 13 Tempat Ngabuburit di Yogyakarta, Tunggu Waktu Buka Sambil Berfoto
Menurut Hawe, saat ini kegiatan ngabuburit semakin beragam dan kreatif menyesuaikan dengan kebudayaan daerah masing-masing.
“Kegiatan ngabuburit diarahkan pada kegiatan yang lebih kreatif dan berharga, bukan hanya untuk mengisi waktu, tetapi juga menghayati arti Ramadhan itu sendiri,” katanya.
Meski berasal dari bahasa Sunda, istilah ngabuburit kini sudah dipakai secara umum di beberapa daerah di Indonesia.
Menurut Hawe, fenomena tersebut tidak lepas dari peranan media yang menjadi saran menyebarkan istilah ngabuburit.
“Saya kira mungkin karena faktor media, sehingga istilah itu dikenal luas,” tuturnya.
Selain itu, istilah ngabuburit sendiri cukup mudah diucapkan oleh penutur nonbahasa Sunda. Dengan demikian, istilah ngabuburit semakin mudah diterima oleh masyarakat Indonesia.
Namun demikian, ada sejumlah daerah yang memiliki istilah berbeda untuk menyebut kegiatan menunggu azan maghrib pada bulan Ramadhan.
Salah satunya adalah malengah puaso yang berasal dari bahasa Minang, seperti dikutip Kompas.com (13/4/2021).
Baca juga: Rekomendasi 5 Tempat Wisata di Bogor untuk Ngabuburit
Istilah dalam bahasa Minang tersebut berarti kegiatan untuk mengalihkan rasa haus dan lapas karena berpuasa.
Terlepas dari istilah yang dipakai, kegiatan menunggu azan maghrib saat Ramadhan hendaknya diisi dengan kegiatan yang positif dan bermanfaat seraya memaknai arti bulan suci.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.