Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Lentera Ramadhan, Tradisi pada Bulan Puasa dari Mesir

Kompas.com - 04/04/2022, 06:06 WIB
Desi Intan Sari,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Bulan Ramadhan telah tiba dan seluruh umat Islam di dunia mulai merayakannya dengan berbagai macam cara sesuai dengan kebudayaan setempat. 

Misalnya saja di Mesir. Menjelang Ramadhan, masyarakat mulai membeli dekorasi Lebaran berupa lentera atau atau dalam bahasa Arab disebut Fanoos, dilansir dari Daily News Egypt, Minggu (3/4/2022). 

Tradisi ini dinamakan Lentera Ramadhan dan masih terus dilestarikan hingga kini oleh masyarakat Mesir dalam menyambut bulan yang penuh berkah ini. 

Baca juga: Kapan Bisa Pesan Tiket Kereta Mudik Lebaran 2022, Berikut Penjelasannya

Asal-usul adanya lentera atau lampion ini berasal dari masyarakat zaman dulu yang menggunakan alat penerangan khusus untuk pergi ke masjid saat malam tiba. 

Dari situlah, tradisi Lentera Ramadhan terus berkembang hingga sekarang dan orang-orang masih melakukannya.

Sejarah lentera Ramadhan 

Berdasarkan sejarah Islam, diketahui bahwa orang Mesir-lah yang menemukan ide Lentera Ramadhan, yang dulunya berasal dari era Khalifah Fatimiyah. 

Tak hanya di Mesir saja, tradisi Lentera Ramadhan kemudian juga mulai menyebar ke penjuru dunia seiring berjalannya waktu. 

Ilustrasi lampu atau lentera bergaya Maroko. PIXABAY/WORLDENGLISH Ilustrasi lampu atau lentera bergaya Maroko.

Pada masa khalifah Fatimiyah, orang-orang biasanya akan keluar pada malam sebelum Ramadhan dengan anak-anak dan masing-masing membawa lentera untuk menerangi jalan sambil bernyanyi. 

Kemudian ada cerita lainnya, soal salah satu khalifah Fatimiyah yang memerintahkan masjid untuk diberi penerangan sepanjang bulan Ramadhan dengan lentera dan lilin. 

Pada masa lalu, lentera juga dibawa oleh seorang pria muda yang menemani para perempuan yang hendak ke masjid.

Baca juga: Apa Tradisi Arwah Jamak di Demak Jelang Lebaran dan Bagaimana Hukumnya

Hal tersebut dilakukan agar orang yang lewat melihat tanda tersebut dan memberikan jalan kepada para perempuan itu untuk lewat. 

Ada juga yang mengkaitkan bahwa asal-usul lentara itu dengan  Mesaharaty  di jalanan dan meminta orang yang tidur untuk bangun saat sahur. Mesaharaty adalah sebutan untuk orang-orang yang berkeliling saat sahur dan menyerukan orang yang tidur untuk segera bangun. 

Baca juga: Tradisi Meugang Jelang Lebaran di Aceh, Kini Libatkan Gengsi

Dalam membangunkan orang sahur Mesaharaty juga bersama dengan anak kecil yang membawa lentera. 

Ada cerita lain yang menyebutkan bahwa lentera adalah tradisi Koptik yang terkait dengan Natal. Pada saat itu orang-orang menggunakan lentera dan lilin warna-warni untuk merayakan Natal.

Meski begitu, jika dilihat secara historis jelas bahwa adanya penggunaan lentera itu dimulai pada zaman Mesir di era kalifah Fatimiyah. Bahkan, pada masa itu, ada sekelompok perajin yang membuat dan menyimpan lentera hingga datangnya bulan Ramadhan. 

Lentera zaman dulu dan sekarang

Pada awalnya lentera yang dipakai berisi lilin atau minyak dan sumbu, lalu untuk desainnya masih memakai budaya dari Mesir kuno, dikutip dari The National News. 

Kemudian semakin maju ada desain lainnya selain lentera tradisional, yakni memdukan sentuhan tradisional yang memasukkan budaya pop dan karakter kartun yang biasa disukai anak-anak.

Dekorasi lentera di rumah selama bulan Ramadhan.craigduff.wordpress.com Dekorasi lentera di rumah selama bulan Ramadhan.

Lentera modern juga lebih canggih, dilengkapi lampu berkelap-kelip dan pengeras suara yang memainkan lagu-lagu tradisional Ramadhan.

Baca juga: 7 Ide Ngabuburit Seru yang Bisa Dicoba Saat Nunggu Buka Puasa

Harga lentera modern cukup murah, tidak seperti desain tradisional kelas atas yang lebih rumit dan kebanyakan terbuat dari kuningan bertakhtakan kaca berwarna.

Alasan harganya mahal adalah karena diproduksi oleh perajin profesional di distrik Islam negara Mesir. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Wisata di Singkawang, Kalimantan Barat, Ada yang Gratis

5 Wisata di Singkawang, Kalimantan Barat, Ada yang Gratis

Jalan Jalan
Tren Fitur Sandaran Kursi Pesawat Kelas Ekonomi di AS Akan Dihilangkan

Tren Fitur Sandaran Kursi Pesawat Kelas Ekonomi di AS Akan Dihilangkan

Travel Update
3 Rekomendasi Kafe Kucing di Bandung

3 Rekomendasi Kafe Kucing di Bandung

Jalan Jalan
Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com