Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laut Iblis di Jepang yang Misterius, Sama seperti Segitiga Bermuda

Kompas.com - 05/04/2022, 06:06 WIB
Ulfa Arieza ,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Sejumlah perairan di dunia ini menyimpan misteri yang belum terpecahkan hingga saat ini.

Pada umumnya, masyarakat mengenal Segitiga Bermuda atau Bermuda Triangle sebagai lautan yang menyimpan misteri karena kapal dan pesawat terbang yang melintas kawasan tersebut hilang tanpa jejak.  

Namun, ternyata Segitiga Bermuda bukanlah satu-satunya perairan yang menyimpan misteri. Mengutip CNN, The Devil's Sea atau Laut Iblis juga mempunyai fenomena serupa. 

Baca juga: Tur Wisata Misteri di Kyoto, Mulai dari Terowongan sampai Kolam Darah

Baca juga: Wisata Misteri ke Pulau Poveglia yang Diasingkan, Terdapat Kuburan Masal

Lantas, apa itu Laut Iblis dan apa misteri yang tersimpan di dalamnya? Berikut fakta-faktanya seperti yang Kompas.com rangkum: 

Lokasi Laut Iblis 

Berdasarkan informasi dari CNN, The Devil's Sea atau Laut Iblis juga dikenal dengan sebutan Dragon's Triangle.

Lokasinya berada di Samudra Pasifik tepatnya di sekitar Pulau Miyake, Jepang atau 100 kilometer dari Tokyo ke arah selatan.

Mengutip dari Marine Insight, kawasan tersebut dalam bahasa Jepang disebut sebagai ma-no umi yang berarti Sea of The Devil atau Laut Iblis.

Sesuai namanya, Dragon's Triangle atau Segitiga Naga perairan misterius ini membentuk garis khayal segitiga yang memanjang antara Jepang, Kepulauan Bonin, dan sebagian besar Laut Filipina.

Baca juga: Memecahkan Misteri di Subway Kota Tokyo

Namun, lokasi pasti dari Laut Iblis Jepang masih diperdebatkan karena beberapa laporan mengklaim jarak berbeda ke wilayah tersebut. Oleh sebab itu, Laut Iblis Jepang tidak secara resmi dimasukkan ke dalam peta, karena ukuran dan keliling perairan tersebut tidak diketahui.

Banyak kapal hilang di Devil's Sea

Catatan penulis Charles Berlitz seperti dikutip CNN mengungkapkan bahwa pemerintah Jepang telah kehilangan lima kapal militer serta 100 ilmuwan yang dikirim untuk mempelajari wilayah tersebut.

Mirisnya, kehilangan secara misterius itu terjadi hanya dalam waktu dua tahun antara 1952 hingga 1954.

Berdasarkan informasi dari Marine Insight, Kubilai Khan dari Kekaisaran Mongol yang merupakan cucu Genghis Khan, telah mencoba masuk ke Jepang pada 1274 dan 1281.

Ilustrasi kapal karamKOMPAS.com/NURWAHIDAH Ilustrasi kapal karam

Namun, kedua upaya tersebut  gagal lantaran ia kehilangan kapalnya dan 40.000 pasukannya yang diduga terjadi di perairan Laut Iblis Jepang. 

Kala itu, sejarah menyebutkan bahwa pasukan  Kubilai Khan diterpa oleh angin topan dahsyat di laut sehingga hilang tanpa jejak. 

Selanjutnya, pada periode 1940 hingga 1950-an, sejumlah kapal penangkap ikan dan lebih dari lima kapal militer Jepang hilang tanpa jejak di laut.

Lokasinya hilangnya kapal-kapal tersebut diperkirakan terletak di antara Pulau Miyake dan Iwo Jima.

Baca juga: Teru Teru Bozu, Boneka dari Jepang yang Digantung untuk Usir Hujan

Pemerintah Jepang lalu mengirim kapal penelitian bernama Kaio Maru No. 5 pada 1952 untuk menyelidiki hilangnya kapal-kapal tersebut. Namun, kapal penelitian dengan 31 awak tersebut menemui musibah. 

Bangkai kapal Kaio Maru No. 5 memang ditemukan, tetapi tidak dengan keberadaan para awak kapalnya.

Menyusul insiden ini, pemerintah Jepang dilaporkan menyatakan daerah ini berbahaya untuk pelayaran laut dan pengiriman barang.

Selain itu, semua upaya untuk mengungkap fakta di balik misteri Laut Iblis Jepang juga dibatalkan. 

Legenda naga di dalam laut Devil's Sea

Legenda kuno menceritakan bahwa terdapat naga yang hidup di lepas pantai Jepang, seperti dikutip dari CNN. Oleh sebab itu, perairan itu dinamai Dragon's Triangle. 

Berdasarkan informasi dari Marine Insight, legenda naga di dalam laut itu justru berasal dari dongeng China.

Dongeng tersebut bercerita tentang naga di bawah permukaan air laut yang menyerang setiap kapal melintas untuk memuaskan rasa lapar mereka. 

Baca juga: Museum Jepang Gelar Pameran Spesial Fosil Pokemon

Fabel-fabel ini bahkan sudah ada jauh sebelum periode masehi, sekitar era 1000 sebelum masehi. 

Persamaan Devil's Sea dengan Segitiga Bermuda

Laut Iblis Jepang mempunyai sejumlah persamaan dengan Segitiga Bermuda. Berdasarkan informasi dari CNN, kawasan tersebut juga terkait dengan dugaan fenomena The Vile Vortices, sebagaimana Segitiga Bermuda. 

The Vile Vortices merupakan fenomena di sebuah perairan yang mempunyai anomali fisik aneh dan fenomena yang tidak dapat dijelaskan.

Kondisi ini kerap dikaitkan dengan tarikan gelombang elektromagnetik yang lebih kuat daripada tempat lain.

Ilustrasi Segitiga BermudaShutterstock/ Photo Junction Ilustrasi Segitiga Bermuda

Naturalis dan pakar paranormal Ivan Sanderson mengeluarkan hipotesis bahwa arus panas dan dingin yang melintasi pusaran di perairan tersebut menciptakan gangguan elektromagnetik.

Gangguan tersebut mempengaruhi instrumen kapal dan pesawat sehingga setiap kapal dan pesawat yang melintas hilang tanpa jejak. 

Sanderson juga memasukkan wilayah Laut Iblis Jepang dalam artikel berjudul The 12 Devil's Graveyards Around the World atau 12 Kuburan Iblis di Seluruh Dunia. Tulisan fenomenal itu dirilis pada 1972. 

Baca juga: Wahana Attack on Titan Hadir di Jepang, Bisa Hadapi Titan dan Makan ala Survey Corps

Persamaan lainnya antara Segitiga Bermuda dengan Laut Iblis Jepang adalah keduanya berada di garis lintang yang sama, yaitu di bagian utara garis khatulistiwa. 

Hipotesis Sanderson lainnya seperti dikutip dari Marine Insight adalah keberadaan gunung berapi bawah laut di perairan misterius tersebut.

Letusan dari gunung berapi ini diduga memicu hilangnya kapal dan pesawat terbang yang melintas. Tak heran, Laut Iblis Jepang juga disebut dengan Segitiga Bermuda Pasifik. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com