KOMPAS.com - Laut Mati merupakan perairan yang unik, berbeda dari wilayah perairan pada umumnya. Sebab, manusia tidak bisa tenggelam alias mengapung di Laut Mati.
Mengutip situs Dead Sea, Laut Mati sebetulnya merupakan sebuah danau yang airnya sangat asin. Bahkan salah satu dari empat perairan paling asin di dunia. Lokasinya berada di perbatasan antara Israel dan Yordania.
Baca juga: Mengapa Laut Mati Disebut Laut Mati?
Keistimewaan Laut Mati itu menjadi daya tarik bagi wisatawan internasional untuk mengujungi danau tersebut. Para pengunjung membuktikan langsung bahwa mereka bisa mengapung di Laut Mati, berbeda dengan laut pada umumnya.
Selain itu, air di Laut Mati dipercaya banyak membawa manfaat bagi kulit. Berikut beberapa fakta mengenai Laut Mati seperti dirangkum Kompas.com.
Ada sejumlah penjelasan ilmiah yang menjelaskan kenapa orang bisa mengapung di Laut Mati.
Berdasarkan informasi dari situs Dead Sea, hal tersebut disebabkan oleh tingginya konsentrasi garam atau salinitas air di Laut Mati.
Dengan tingkat salinitas yang tinggi, maka air di Laut Mati memiliki tingkat densitas atau kepadatan jauh lebih daripada air tawar biasa.
Fenomena itu membuat berat badan manusia lebih ringan karena kepadatannya lebih rendah dibandingkan kepadatan air di Laut Mati. Oleh sebab itu, tubuh manusia bisa mengapung di permukaan Laut Mati.
Baca juga:
Berdasarkan informasi dari situs Science ABC, tingkat salinitas di Laut Mati mendekati 35 persen. Itu berarti, kandungan garam di Laut Mati setara 342 gram per kilogram air Laut Mati.
Tingginya salinitas di Laut Mati disebabkan air Laut Mediterania terkurung di dalam danau tersebut, seperti dikutip dari Dead Sea.
Kemudian, terjadi penguapan air secara bertahap selama bertahun-tahun dipicu oleh iklim panas di gurun sekitar Laut Mati.
Air Laut yang tidak dapat keluar itu, kemudian terkena suhu sangat dan menguap sehingga menyebabkan salinitas yang tinggi. Kandungan garam juga berasal erosi batuan di darat.
Baca juga: Akuarium di California Gelar Pameran Hewan Laut Dalam yang Langka
Ada sejumlah terori tentang terbentuknya Laut Mati. Salah satunya adalah Laut Mati terbentuk sekitar 3,7 juta tahun yang lalu, dari daerah yang sekarang dikenal sebagai Lembah Sungai Yordan, seperti dikutip dari Dead Sea.
Lembah tersebut berulang kali dibanjiri air dari Laut Mediterania. Perairan tersebut menciptakan laguna yang disebut Laguna Sedom.
Baca juga: Laut Mati Ternyata Ada di Indonesia, Benarkah Tak Ada Kehidupan di Dalamnya?
Kemudian, sekitar dua juta tahun lalu, tanah di antara laguna ini dan Laut Mediterania naik, sehingga air laut tidak dapat lagi membanjiri daerah tersebut. Akibatnya, tercipta danau yang terkurung daratan.
Seiring waktu berjalan, terjadi pergeseran lempeng tektonik sehingga menyebabkan naik turunnya dasar daratan. Selain itu, iklim gurun yang panas menyebabkan penguapan secara bertahap dan menyusutnya air danau.
Oleh sebab itu, Laut Mati menjadi titik terendah di muka bumi karena hasil proses vulkanik yang menyebabkan penurunan tanah terus menerus.
Permukaan air Laut Mati sekitar 430 meter di bawah permukaan laut, dan terus turun sekitar satu meter setiap tahun. Oleh sebab itu, Laut Mati menjadi tempat terendah di bumi.
Kondisi geografis Laut Mati sedikit berubah selama bertahun-tahun. Saat ini, panjangnya 50 kilometer dan lebar maksimal 15 kilometer. Kedalamannya sekitar 380 meter dan berisi sekitar 40 miliar galon air.
Permukaan air Laut Mati telah surut secara bertahap, dengan kecepatan rata-rata tahunan sekitar 110 centimeter. Hal ini menyebabkan beberapa kekhawatiran tentang apakah Laut Mati akan mengering suatu saat nanti.
Baca juga: 10 Pantai dengan Ombak Tertinggi di Dunia, Incaran Para Peselancar