Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko PMK Sebut Malaysia Juga Pernah Ajukan Reog ke UNESCO

Kompas.com - 06/04/2022, 22:05 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

Sumber BBC,Antara

KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, mendukung kesenian reog Ponorogo untuk segera menjadi Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritage/ICH) UNESCO

Menurutnya, hal ini harus segera dilakukan karena sebelumnya pernah ada klaim dari Malaysia terkait reog Ponorogo, atau tari barongan.

"Untuk Reog, negara Malaysia rencananya mau ajukan juga, maka dari itu kita harus lebih dulu. Karena ini kan sudah menjadi budaya dan warisan kita,” jelas Muhadjir, dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Rabu (6/4/2022).

Sebagai informasi, dilansir dari Kompas.com, Rabu, reog Ponorogo masuk sebagai nominasi tunggal Warisan Budaya Tak Benda yang akan diusulkan Indonesia ke UNESCO.

Adapun reog Ponorogo telah masuk dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2013.

Baca juga: 12 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang Diakui UNESCO

Isu soal reog dan tari barongan pernah ada tahun 2007

Reog di Jember wujud kebudayaan PandhalunganDok.jemberkab.go.id Reog di Jember wujud kebudayaan Pandhalungan

Untuk diketahui, pada tahun 2007, Pemerintah Malaysia pernah menyebut tari barongan sebagai kesenian asli Malaysia dalam situs promosi pariwisata mereka, dikutip dari BBC, Jumat (23/11/2007).

Lebih lanjut, Ketua Yayasan Reog Indonesia menemukan situs web lembaga resmi Malaysia tersebut saat mengakses internet.

Sekretaris Yayasan Reog Indonesia waktu itu, Budi Satrio, mengatakan bahwa nama tari itu sendirilah yang membuat lembaganya yakin bahwa tari barongan di Malaysia sama dengan reog.

"Pada sekitar tahun 50-an dan 60-an warga Ponorogo menyebut reog itu tari barongan," kata Budi. 

Baca juga: Reog Ponorogo Diusulkan Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO

Menurutnya, hiasan di foto barongan yang terpampang di situs web pemerintah Malaysia hampir semuanya mirip, kecuali sinopsisnya.

Dilansir dari Antara pada Kamis (29/11/2007), Paguyuban Reog Ponorogo Indonesia juga pernah meminta Pemerintah Malaysia "meluruskan" kesenian barongan karena dinilai menjiplak reog.

"Kami meminta pelurusan itu, dan sudah disampaikan pula melalui surat yang ditujukan kepada Pemerintah Malaysia," kata Ketua Paguyuban Reog Ponorogo Indonesia saat itu, Begug Poernomosidi.

Baca juga: 9 Situs Warisan Budaya Dunia UNESCO di Indonesia

Menko PMK dukung reog Ponorogo diusulkan ke UNESCO

Kesenian Reog Ponorogo asal Indonesia akan diusulkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritagen/ICH) ke UNESCO.SHUTTERSTOCK/oki cahyo nugroho Kesenian Reog Ponorogo asal Indonesia akan diusulkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritagen/ICH) ke UNESCO.

Dilansir dari keterangan resminya, Menko PMK mendukung dan mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung reog Ponorogo menjadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO.

“Saya upayakan supaya berhasil dan bisa menjadi kebanggaan, bukan hanya bagi masyarakat Ponorogo tapi juga seluruh Indonesia,” ujarnya saat berdialog dengan Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, di rumah dinas Bupati Ponorogo di Jawa Timur, Senin (4/4/2022).

Selain itu, ia juga meminta agar pemerintah Ponorogo secepatnya mengusulkan kesenian tersebut ke UNESCO, serta mempersiapkan data yang diperlukan.

Menurut Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga, Didik Suhardi, berkas pengusulan dan kelengkapan reog telah diterima oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), melalui Direktorat Perlindungan Kebudayaan.

Baca juga:

Serta telah diajukan kepada Sekretariat ICH UNESCO pada Kamis (31/3/2022) beserta nominasi lainnya, yaitu tempe, jamu, tenun Indonesia, dan alat musik kolintang.

"Secara kesiapan video, foto, dan dokumen sudah disiapkan Kabupaten Ponorogo. Sebelumnya juga sudah diterima oleh Kemendikbud, tapi sampai hari ini belum ada pengumuman lagi,” ungkap dia.

Sementara itu, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, dalam seleksi wawancara dengan UNESCO, telah memberikan penjelasan terkait penggunaan bulu merak dan kulit harimau dalam kesenian ini.

Seniman menampilkan tari Reog Ponorogo saat warga berebut ketupat dalam Festival 1.001 Ketupat di Desa Kalimalang, Ponorogo, Jawa Timur, Senin (10/6/2019). Kegiatan tersebut dilakukan oleh warga setempat untuk menyambut tradisi Lebaran Ketupat serta untuk mempererat persaudaraan warga.ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF Seniman menampilkan tari Reog Ponorogo saat warga berebut ketupat dalam Festival 1.001 Ketupat di Desa Kalimalang, Ponorogo, Jawa Timur, Senin (10/6/2019). Kegiatan tersebut dilakukan oleh warga setempat untuk menyambut tradisi Lebaran Ketupat serta untuk mempererat persaudaraan warga.

Katanya, bulu merak tersebut bukan dicabut, akan tetapi dalam kurun waktu tertentu bulu merak akan lepas sendiri dari tubuhnya.

Kemudian, yang belasan tahun lalu menggunakan kulit harimau, saat ini sudah diganti kulit kambing yang diformat seperti kulit harimau.

Jika dua hal ini sudah terjawab dan meyakinkan UNESCO, kata dia, reog Ponorogo diharapkan akan bisa lolos sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO.

"Kami akan terus bekerja keras agar ini bisa berhasil lolos. Mohon doanya juga kepada seluruh masyarakat Ponorogo,” pungkas Sugiri.

Baca juga: Tak Hanya Gamelan, Ini 11 Warisan Budaya Tak Benda UNESCO dari Indonesia

Sebagai informasi, setiap tahun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan selalu melakukan proses seleksi bagi Warisan Budaya Tak Benda di Indonesia.

Kemudian, Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang menjadi unggulan akan dilanjutkan ke UNESCO.

Pemerintah Kabupaten Ponorogo sendiri sebelumnya pernah mengusulkan reog Ponorogo ke dalam daftar ICH UNESCO pada tahun 2018, namun belum berhasil.

Pada tahun tersebut, gamelan Indonesia yang lolos dan berhasil diakui UNESCO pada 15 Desember 2021.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC,Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com