LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Wae Bobok yang terletak di Desa Tanjung Boleng, Kecamatan Boleng, Nusa Tenggara Timur (NTT) jadi salah satu spot wisata alam yang cukup diminati wisatawan domestik dan mancanegara saat berkunjung ke Labuan Bajo.
Kesejukan alamnya menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Sejak dibuka tahun 2017 lalu, tempat wisata ini makin ramai dikunjungi.
Pembangunan wisata Wae Bobok itu tidak terlepas dari peran Unit Pelaksana Tekis Daerah (UPTD) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Manggarai Barat.
Baca juga: Wae Bobok, Tempat Wisata Alam untuk Melepas Penat di Labuan Bajo NTT
Kepala UPTD KPH Mabar Stefanus Nali mengatakan bahwa pada tahun 2017, pihaknya mengusulkan Wae Kobok sebagai ekowisata.
"Kebetulan waktu itu ditanggapi baik oleh Kementerian Lingkungan Hidup," kata Stefanus kepada Kompas.com di Wae Bobok.
Pada pertengahan 2017, sambung dia, kementerian langsung membuat pelatihan di Wae Bobok, yaitu pelatihan interpreneur dengan pelatihan pengembangan ekowisata selama satu pekan.
Baca juga: Pariwisata Labuan Bajo Kembali Bergeliat pada Awal 2022
Dirinya mengaku bersyukur, spot wisata itu berkembang pesat dan ramai dikunjungi wisatawan.
Ia mengatakan, letak spot wisata Wae Bobok sangat strategis, sebab berada di antara dua lokasi wisata yang populer, yaitu Gua Rangko dan Air Terjun Cunca Wulang.
Namun, yang menjadi kendala saat ini adalah akses jalan masuk dari Kampung Rareng ke Gua Rangko yang belum memadai.
Jika jalan sudah bagus, maka Wae Bobok kemungkinan besar menjadi satu paket wisata yang bisa dikunjungi wisatawan dengan arus yang sangat besar.
“Wisatawan sekarang ini dari Labuan Bajo ke sini, masih mentok. Dari sini langsung pulang. Kalau jalan baik, dari sini bisa tembus Gua Rangko. Begitu juga dari Gua Rangko dan Cunca Wulang, bisa terus ke sini. Bisa jadi satu paket wisata," katanya.
Ia berharap kepada Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat untuk bersama-sama membesarkan Wae Bobok karena spot wisata itu berpeluang besar bagi masyarakat yang mau berusaha di lokasi tersebut.
Baca juga: Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Super Prioritas, Sayur dan Buah di Hotel Masih dari Luar Daerah
Kepada masyarakat, dia berharap, agar bisa menjaga lingkungan itu dengan baik. Sebab, nilai jual di destinasi wisata itu adalah jasa lingkungannya.
"Jasa dari hutan ini untuk memberikan kita makan, tanpa kita harus merusak. Mari kita jaga alam kita agar tetap lestari,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.