Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Flores "Pulau Bernyanyi", Juga Dilakukan pada Beragam Ritual Adat

Kompas.com - 17/04/2022, 19:05 WIB
Markus Makur,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

BORONG, KOMPAS.com - Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur dikenal sebagai "pulau bernyanyi" karena variasi seni musik yang diwariskan leluhur masing-masing di sembilan Kabupaten di pulau itu.

Ratusan tahun lalu, para ahli musik dari Belanda dan Eropa melakukan penelitian tentang jenis musik di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.

Dalam berbagai kajian itu, mereka menyatakan bahwa Pulau Flores adalah "pulau bernyanyi" karena setiap etnis di Pulau Flores memiliki seni musik tradisional.

Baca juga: Kapan Waktu yang Pas Ucapkan Selamat Hari Paskah, Ini Jawabannya

Orang di Pulau Flores selalu bernyanyi dalam berbagai kesempatan, termasuk upacara adat dan ritual adat. Rasanya, tak lengkap jika ritual adat tak diikuti aktivitas bernyanyi serta iringan alat tabuh gendang dan gong, bahkan alat musik tiup seruling.

Misalnya, ritual Nggore Nggote pada perayaan Jumat Agung, 15 April 2022. Ritual tersebut dibawakan oleh etnis Rongga.

Nggore Nggote berarti ritual yang berkaitan dengan upacara kematian tokoh adat besar atau tokoh berpengaruh di dalam etnis Rongga.

Tetua adat Etnis Rongga, Yohanes Sale (60) menjelaskan kepada Kompas.com, Jumat (15/04/2022) bahwa ritual Nggore Nggote selalu diiringi dengan alat tabuh gendang.

Para penari dari kaum laki-laki menabuh gendang saat dilangsungkan ritual Nggore Nggote.

"Tuhan Yesus bagi etnis Rongga adalah Tokoh besar yang sudah mengabarkan keselamatan dan menyelamatkan umat Katolik. Untuk itu sangat dihormati dengan ritual adat Nggore Nggote. Apalagi ada inkulturasi dalam Gereja Katolik," jelasnya.

Baca juga:

Flores "pulau bernyanyi"

Sementara itu, Guru Seni Musik SMAK Pancasila Borong, Yohanes Albertus Manti atau yang biasa disapa Berto Manti mengamini gagasan Musisi Nasional Ivan Nestorman bahwa Pulau Flores adalah "pulau bernyanyi".

Sebab, menurutnya, itu adalah hasil penelitian musisi internasional yang sudah didokumentasikan secara tertulis. Penelitian tersebut menyatakan bahwa masyarakat adat di Pulau Flores memiliki warisan budaya dalam seni musik dan segala ritual adat. Selain itu, pentas sebuah acara selalu dibarengi dengan permainan alat musik dan bernyanyi.

"Tahun lalu digelar Festival Pulau Bernyanyi yang digagas musisi Nasional asal Pulau Flores, Ivan Nestorman. Sebagai seorang pelatih musik dan tari-tarian adat di Manggarai Timur tentu sangat bangga dengan inisiatif tersebut. Festival itu memberikan semangat bagi koreografi di Manggarai Timur," jelasnya saat dihubungi Kompas.com, Minggu, (17/04/2022).

Para musisi Flores, NTT menggelar festival pulau bernyanyi Flores saat merayakan 76 tahun Kemerdekaan Indonesia, Minggu, (15/8/2021). (DOK IVAN NESTORMAN)DOK IVAN NESTORMAN Para musisi Flores, NTT menggelar festival pulau bernyanyi Flores saat merayakan 76 tahun Kemerdekaan Indonesia, Minggu, (15/8/2021). (DOK IVAN NESTORMAN)

Berto Manti menjelaskan, alat musik tradisional Manggarai sebenarnya disebut alat Musik Brainly artinya alat musik yang pada mulanya diwariskan secara turun temurun untuk mengiringi lagu-lagu tradisional di antaranya gendang, gong, mbetung, tinding, suling, petonda, pepak, dan gambus.

Alat-alat musik tersebut dibuat dari bahan-bahan alami seperti kayu, kulit binatang, dan bambu.

Baca juga:

Untuk Manggarai sendiri, bunyi musik tradisional terdiri dari dendik, takitu, concong, ndundundake, mbata, redep, rancak, dan tutung pandu. Bunyi musik ini wajib mengiringi lagu-lagu asli tradisi dan tarian tradisional, seperti Sae Kaba dan lainnya.

"Keunikannya tersendiri bahwa bunyi alat musik Manggarai memiliki birama berbeda-beda tetapi untuk lagu biasa disebut Nenggo dan pengiringnya alat-alat musik tradisional itu sendiri."

"Nenggo berupa nyanyian rakyat berisi bahasa-bahasa puitis dengan irama utama concong dan mbata yang biasanya berisi pesan untuk kehidupan manusia secara umum," jelasnya.

Musisi Legendaris dari Group Lalong Liba Manggarai, Leonardus Santosa yang biasa disapa Onsa Joman juga menjelaskan, selain gendang dan gong, ada juga alat musik suling dan bunyian bambu lainnya seperti bomberdom.

Sementara alat musik tradisional termasuk caka tinding. Alat ini terbuat dari bambu, yang kulitnya dijadikan bunyian bernotasi.

Baca juga:

Onsa Joman menjelaskan, alat musik yang tertua adalah gendang, karena ada hubungan budaya dan falsafah hidup orang manggarai.

"Jadi tidaklah salah bahwa Pulau Flores adalah Pulau Bernyanyi dengan variasi alat musik dengan syair-syair sesuai adat istiadat masing-masing di tiap Kabupaten. Masyarakat Flores terus memelihara dan merawat syair dan alat musik yang merupakan warisan leluhur orang Flores," jelasnya.

Ia berharap generasi muda di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi bisa merawat, menjaga, dan memelihara warisan budaya orang Flores dalam karya seni musik.

Sebagaimana diketahui bahwa Musisi Nasional asal Pulau Flores, Ivan Nestorman mementaskan festival Flores Pulau Bernyanyi. Bekerja sama dengan Menparekraf RI, pementasan saat itu dilakukan secara virtual karena pada 2021 pandemi Covid-19 masih menjadi perhatian khusus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com