KOMPAS.com - Saat mudik dan libur Lebaran melewati Solo atau Ngawi, pecinta ketinggian dapat mencoba wisata Paralayang di Puncak Joglo di Wonogiri, Jawa Tengah.
Pengunjung bisa terbang dengan paralayang bersama instruktur yang berpengalaman dan bersertifikasi untuk menikmati panorama Waduk Gajah Mungkur dari ketinggian sekitar 625-700 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Baca juga: Paralayang di Puncak Joglo Wonogiri, Terbang dari Tempat Latihan Atlet
Jika ingin mencoba paralayang ke Puncak Joglo yang berlokasi di Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, sebaiknya memesan terlebih dahulu.
"Selama ini kami fokus ke penerbangan mencari atlet dan prestasi. Kalau wisata, semisal ada penumpang yang memesan, baru kami layani. Jadi sebaiknya kontak dulu ke media sosial kami setidaknya dua atau tiga hari, atau jauh-jauh hari juga tidak apa-apa," kata Kapengcab Paralayang Wonogiri, Hary Black, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (19/04/2022).
Selanjutnya, kata dia, wisatawan dapat berkunjung dan bertemu dengan pengelola pada waktu yang telah disepakati sebelumnya.
Setibanya di Puncak Joglo, wisatawan akan diperkenalkan dengan cara terbang tandem yang baik dan benar, serta dengan aturan ketinggian yang telah ditentukan oleh federasi aerosport.
"Setelah pakai peralatan pengaman seperti harness, parasut terpasang dengan instruktur terbang tandem, pengunjung bisa berlari lalu lompat sampai paralayang terbang," terang Hary.
Baca juga:
Menurutnya, durasi terbang dengan paralayang akan disesuaikan dari situasi dan kondisi. Misalnya, jika pengunjung yang datang adalah rombongan 10 orang, durasi di udara berkisar 10-15 menit.
"Di atas bisa kita maksimalkan juga jadi 30 menit. Tapi kadang ada yang takut dan tidak mau lama-lama," lanjut dia.
Kemudian, ia menjelaskan, pendaratan biasanya dilakukan di obyek wisata Waduk Gajah Mungkur.
Adapun penerbangan paralayang pasti akan dilakukan bersama instruktur profesional atau tandem, tidak sendirian. Menurut Hary, atlet paralayang yang sudah diizinkan terbang sendirian pun harus melalui sejumlah pelatihan dan pendidikan.
"Untuk melakukan suatu penerbangan solo, itu melalui mekanisme ground handling, bahkan yang sudah tau teknisnya, belum tentu boleh langsung terbang sendiri. Jadi pengunjung minimal harus ditemani satu pilot," ujar dia.
Baca juga: Bukit Glodakan Wonogiri, Spot Sunrise Menawan Berlatar Gunung Lawu
Ia menegaskan, paralayang merupakan olahraga udara yang aman dan menyenangkan, asal dilakukan dengan yakin dan penuh kehati-hatian.
"Kita utamakan safety dan kenyamanan. Jadi ini aman dan nyaman, asal dilakukan dengan mengikuti arahan," tegas Hary.