Kurnia menganjurkan penumpang membawa obat-obatan pribadi, utamanya jika mereka memiliki riwayat sakit yang bisa kambuh sewaktu-waktu.
Hal ini karena durasi perjalanan mudik yang cukup lama.
Berbeda dengan mobil pribadi, bus tidak bisa berhenti dengan sembarangan. Contoh obat-obatan ringan yang perlu dibawa, antara lain obat anti mabuk darat, obat sakit kepala, obat maag, obat masuk angin, dan obat pegal.
Selain itu, pada masa pandemi Covid-19 seperti ini, Kurnia juga menganjurkan penumpang untuk membawa perlengkapan protokol kesehatan secara mandiri. Meliputi, masker cadangan, hand sanitizer, masker kain, tisu kering, dan tisu basah.
“Hendaknya membawa obat yang biasa dikonsumsi dan starter kit protokol kesehatan untuk menjaga kesehatan masing-masing,” ujarnya.
Baca juga: Hindari Mudik 28-30 April, Diprediksi Jadi Puncak Arus Pemudik
Penumpang bus dianjurkan memakai baju yang nyaman selama perjalanan. Mengingat, perjalanan mudik menempuh jarak yang jauh serta waktu yang lama.
Kurnia mengingatkan agar pemilihan baju disesuaikan dengan waktu perjalanan. Jika pemudik menempuh perjalanan di malam hari sebaiknya membawa baju hangat, misalnya jaket, untuk mengantisipasi hawa dingin.
“Pastikan membawa baju hangat untuk menjaga agar tidak kedinginan saat di dalam bus, terutama malam hari,” tuturnya.
Baca juga: 4 Benda Ini Wajib Dibawa Agar Anak Tak Rewel Saat Mudik
Dikutip dari Kompas.com, Sabtu (11/7/2015), penumpang bus perlu mempersiapkan makanan dan minuman sebagai bekal perjalanan. Sebab, perjalanan mudik selalu di luar perkiraan.
Oleh karena itu, pemudik yang menggunakan bus sebaiknya memastikan ketersediaan makanan dan minuman untuk mengantisipasi jika bus terjebak kemacetan.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), dilaporkan oleh Kompas.com, Selasa (28/5/2019), menyarankan agar penumpang mencatat nomor panggilan atau pengaduan penting.
Hubungi nomor tersebut jika terjadi permasalahan dalam perjalanan selama mudik. Sampaikan pengaduan dengan bahasa yang baik dan sopan, serta jelaskan kronologis dengan jelas.
Pengisi daya baterai atau power bank adalah barang yang tidak boleh ketinggalan bagi pemudik yang menggunakan bus. Dikutip dari Kompas.com, Selasa, pemudik hendaknya memastikan baterai ponsel dan power bank terisi penuh.
Sebab, perjalanan mudik selalu di luar perkiraan. Oleh sebab itu, untuk mengantisipasi kehabisan baterai ponsel akibat kemacetan panjang, maka pemudik sebaiknya membawa power bank.
Dengan demikian, ponsel pemudik tetap bisa menyala sehingga dapat berkomunikasi dengan keluarga di rumah. Namun, perlu diperhatikan untuk menaruh power bank di tempat yang aman, sehingga tidak berisiko terhadap keamanan bus selama perjalanan.
Selain itu, perlu dingat bahwa dilarang mengisi baterai power bank di bus lantaran berisiko memicu kebakaran. Pada Minggu (6/3/2022) lalu, terjadi peristiwa kebakaran bus di Jalan Tol Pandaan-Malang Kilometer 61 arah Malang, Jawa Timur, yang diduga akibat ngecas power bank.
Baca juga: