Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Maskapai Paling Unik di Dunia, Ada yang Penumpangnya Bukan Manusia

Kompas.com - 23/04/2022, 20:04 WIB
Ulfa Arieza ,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

Sumber CNN

3. The Lord's Airline

Dalam bahasa Indonesia secara harfiah, The Lord's Airline berarti maskapai penerbangan Tuhan. Sesuai namanya, tidak ada minuman beralkohol yang tersaji di pesawat.

Alih-alih menyediakan majalah bagi penumpang, The Lord's Airline menghadirkan Alkitab dan Taurat, serta hanya menayangkan film religi. Tak hanya itu, keunikan lainnya adalah seperempat dari pendapatan tiket pesawat ditujukan untuk membiayai pekerjaan misionaris. 

Maskapai unik ini didirikan oleh pengusaha asal New Jersey, Ari Marshall, pada tahun 1985.

The Lord's Airline memiliki tiga penerbangan dalam sepekan dari Miami ke Bandara Ben Gurion, Israel, serta menawarkan rute langsung ke Yerusalem. 

"Rusia dan Inggris memiliki maskapai penerbangan sendiri. Begitu juga Playboy. Jadi mengapa Tuhan tidak memiliki maskapai penerbangan sendiri?" ujar Marshall pada tahun 1986 kepada The Associated Press.

Namun, pada tahun 1987, maskapai ini gagal memenuhi syarat untuk mendapatkan lisensi Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA). Imbasnya, investor memberhentikan Marshall serta menunjuk direktur baru, yakni Theodore Lyszczasz. 

Sayangnya, Marshall dan Lyszczasz terlibat perseteruan yang berujung ke perkelahian. Akhirnya, The Lord's Airline pun berhenti beroperasi. 

4. Smokers Express dan SmintAir

Sesuai namanya, Smokers Express dan Smoker's International Airways (SmintAir) berarti maskapai bagi perokok, sehingga maskapai ini pun memperbolehkan penumpangnya merokok. 

Sayangnya, maskapai ini baru sebatas rencana bisnis serta belum mengudara. 

Ide maskapai ini bermula pada 1990 ketika FAA melarang rokok di semua penerbangan. Namun, William Walts dan George Richardson tidak menyetujui aturan tersebut. 

Pada 1993, dua pengusaha dari Brevard County, Florida, tersebut berencana mendirikan sebuah maskapai penerbangan, Smokers Express, dengan basis keanggotaan. 

Setiap anggota wajib membayar iuran 25 dolar AS (sekitar Rp 361.750), dan hanya terbuka bagi orang berusia di atas 21 tahun. Rencananya, Smokers Express akan berbasis di bandara Space Coast Regional, Titusville, Florida. 

Maskapai akan menawarkan steak dan burger di atas pesawat dengan tambahan rokok gratis.

Hampir setahun setelah diumumkan, maskapai ini belum kunjung mengantongi lisensi atau memiliki armada pesawat. Meskipun, pendirinya mengklaim telah mengumpulkan lebih dari 5.000 anggota. 

Regulator tetap menolak izin terbang Smokers Express, sehingga pesawat tersebut tidak pernah terbang. 

Pada 2006, Smokers Express diteruskan oleh pengusaha Jerman Alexander Schoppmann. Schoppmann, yang merokok 30 batang sehari menyatakan niat untuk memulai Smoker's International Airways, atau SmintAir.

Namun, SmintAir mengalami nasib serupa dengan Smokers Express. Maskapai ramah perokok ini gagal terbang karena tidak mengantongi kecukupan modal untuk beroperasi. 

Baca juga:

5. MGM Grand Air

Pesawat yang mulai operasi pada 1987 ini adalah satu-satunya maskapai penerbangan supermewah. MGM Grand Air hanya mengangkut maksimal 33 penumpang, meskipun kapasitasnya mencapai 100 orang lebih karena menggunakan armada Boeing 727 dan Douglas DC-8

Maskapai ini menjanjikan tidak ada antrean, tidak ada proses check-in, dan tidak ada pengambilan bagasi, karena porter membawa tas ke pesawat. 

Bahkan, MGM Grand Air menawarkan layanan mobil mewah limosin bagi penumpang. Terdapat lounge khusus yang menawarkan fasilitas mewah bagi penumpang. 

Di dalam pesawat, ada lima pramugari dan stand up bar, serta kompartemen pribadi untuk rapat. Maskapai ini dilengkapi dengan menu makanan lengkap, anggur, serta sampanye berkualitas. 

Semua fasilitas tersebut ditawarkan dengan harga lebih mahal dari tarif tiket kelas satu di maskapai lain. Awalnya, MGM Grand Air populer di kalangan selebritas dan orang kaya, sehingga maskapai membuka banyak rute. 

Namun, MGM Grand Air mulai berjuang untuk mengisi semua 33 kursi di pesawatnya. Operasi melambat pada 1990-an, ketika layanan jet pribadi meluas. 

Akhirnya, pada 1995 maskapai ini dijual dan berganti nama menjadi Champion Air. Maskapai baru itu menawarkan penerbangan sewa ke tim olahraga dan lembaga pemerintah. Sayangnya, Champion Air juga tutup sepenuhnya pada 2008.

Baca juga:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com