Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bali Jadi Destinasi dengan Pertumbuhan Tercepat di Dunia Maret 2022

Kompas.com - 26/04/2022, 21:03 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejak kebijakan perbatasan di Indonesia dilonggarkan pada awal tahun 2022, tercatat bahwa Bali menjadi destinasi dengan pertumbuhan paling cepat di dunia.

Hal ini berdasarkan data dari Travel Insights with Google yang disampaikan oleh Asia Pacific Lead for Google, Hermione Joye.

"Bali menjadi nomor satu sebagai destinasi dengan pertumbuhan tercepat di dunia, dalam beberapa bulan terakhir," kata Hermione, saat diskusi Southeast Asia Travel Roundtable 2022, yang digelar Selasa (26/4/2022).

Baca juga:

Ia menambahkan, Pulau Dewata juga menjadi salah satu destinasi populer di Asia Tenggara.

"Ini menarik, karena Bali juga menjadi salah satu destinasi populer dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara," katanya.

Secara global, ia melanjutkan, Kuta dan Ubud menjadi destinasi wisata dengan tingkat penelusuran paling tinggi.

Adapun sebagian besar wisatawan mancanegara (wisman) yang ingin berkunjung ke Bali, berasal dari Australia, Amerika Serikat, Eropa, India, Inggris, dan Singapura.

Tingkat permintaan wisata di Asia Tenggara meningkat

Taman Nasional Lorentz yang terletak di Provinsi Papua adalah taman nasional terluas di Asia Tenggara. Terdapat banyak ragam jenis ekosistem dan vegetasi di taman nasional ini.Dok. Kompas Taman Nasional Lorentz yang terletak di Provinsi Papua adalah taman nasional terluas di Asia Tenggara. Terdapat banyak ragam jenis ekosistem dan vegetasi di taman nasional ini.

Sebagai informasi, kata Hermione, sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang cukup terdampak akibat pandemi Covid-19.

Apalagi, sebelum pandemi terjadi, menurutnya Asia Tenggara merupakan salah satu destinasi wisata paling populer di dunia.

"Pada tahun 2020, kunjungan turis asing ke Asia Tenggara turun hingga 82 persen, dan turun hingga 98 persen di 2021. Sehingga 7 juta dari 43 juta orang di sektor pariwisata kehilangan pekerjaannya," ujar Hermione.

Baca juga:

Pada tahun tersebut, ia mengatakan bahwa beberapa wisatawan masih melakukan perjalanan terbatas di destinasi wisata dalam negeri atau domestik.

Namun, saat varian Delta muncul, beberapa negara mulai lebih mengetatkan aturan pembatasan perjalanan mereka, di antaranya Singapura, Indonesia, dan Vietnam.

Ilustrasi wisatawan di Bali.DOK KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF Ilustrasi wisatawan di Bali.

Dari data Google per Maret 2022, setelah pelonggaraan perbatasan diterapkan, sejumlah negara di Asia Tenggara mencatat permintaan kunjungan yang cukup tinggi dari wisman.

Beberapa negara tersebut termasuk Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, dan Vietnam.

Sementara itu, minat wisman ke Indonesia per Maret 2022 tercatat naik hingga 94 persen dibandingkan tahun 2019. Sedangkan angka terendah adalah Malaysia 52 persen, dan tertinggi Filipina yakni 118 persen.

Minat wisatawan Nusantara di Indonesia juga meningkat

Dalam pernyataan tertulis yang diterima Kompas.com dari Google Indonesia, Selasa, minat wisatawan Nusantara (wisnus) ke destinasi-destinasi di Indonesia juga meningkat. 

Untuk wisnus, pada bulan Maret, penelusuran terkait perjalanan wisata tercatat 16 persen lebih tinggi dibandingkan bulan yang sama pada tahun 2019.

Hal ini dapat dilihat dari data-data penelusuran terkait wisata selama satu tahun terakhir, yakni dari Maret 2021 hingga Maret 2022.

Disebutkan bahwa penelusuran terkait Bali meningkat 152 persen, penelusuran terkait bus wisata meningkat 45 persen, dan penelusuran untuk "staycations" meningkat 33 persen. 

Baca juga:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com