KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 yang telah terjadi selama dua tahun terakhir menyebabkan banyak aspek kehidupan berubah, termasuk dalam bidang pariwisata dan preferensi wisatawan.
Informasi ini disampaikan oleh Asia Pacific Travel Lead for Google, Hermione Joye, dalam diskusi virtual Southeast Asia Travel Roundtable yang digelar Selasa (26/042022).
Baca juga: Bali Jadi Destinasi dengan Pertumbuhan Tercepat di Dunia Maret 2022
Beberapa tren dan preferensi wisatawan ini, menurutnya, muncul dalam beberapa waktu terakhir setelah menyesuaikan diri dan beradaptasi selama pandemi Covid-19.
Berikut beberapa tren dan preferensi pariwisata pada masyarakat di negara-negara Asia Tenggara, yang ditemukan dalam penelusuran Google.
Menurut Hermione, tren perjalanan yang paling terlihat saat dan sesudah pandemi Covid-19 adalah penggunaan teknologi digital.
"Selama pandemi, penggunaan digital tidak hanya meningkat, tetapi juga cukup menciptakan interdependensi (ketergantungan) di masyarakat Asia Tenggara yang sudah mengenal internet," ujar Hermione.
Hal ini, ia mengatakan, terlihat dalam proses merancang perjalanan hingga pelaksanaannya.
Baca juga: 3 Tips Dapat Hotel Murah Ala Manajer Pegipegi, Tahu Waktu Terbaik
Mulai dari mencari ide wisata dari ponsel, meriset dan merencanakan perjalanan, meluangkan waktu untuk mencari promo, hingga melakukan pemesanan perjalanan melalui online.
"Memang masih ada orang yang memesan trip secara offline. Tapi proses menuju ke sana biasanya akan memanfaatkan digital juga. Misalnya mencari website, review, rating travel agent, dan lain-lain," jelas Hermione.
Lebih lanjut, teknologi digital juga digunakan dalam mengorganisir perlengkapan perjalanan, menavigasi perjalanan, hingga berbagi pengalaman bersama keluarga atau teman.
Hermione juga menyebutkan, saat ini, tidak hanya generasi muda yang bergantung pada digital, tetapi juga generasi yang lebih tua karena harus memenuhi kebutuhan mereka.
Selanjutnya, Hermione mengatakan bahwa perencanaan perjalanan saat pandemi terasa lebih rinci.
"Misalnya saat ini wisatawan harus tau persyaratan lengkap keluar dan masuk suatu negara," terangnya.
Selain itu, karena traveling di kala pandemi menjadi sesuatu yang sangat berharga, seseorang biasanya akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk merancang perjalanan secara hati-hati.
Baca juga: Permintaan Aneh Sejumlah Tamu Hotel di Indonesia, Pilih Staf Sesuai Zodiak
Ia menjelaskan, beberapa buktinya yakni 12 kali peningkatan penelusuran dengan kata kunci "travel requirements" di sejumlah negara di Asia Tenggara.
Lalu, peningkatan penelusuran hingga 523 persen dengan kata kunci "travel insurance", dan 17 persen peningkatan penelusuran terhadap durasi perencanaan yang lebih lama saat liburan ke luar negeri.
Baca juga: 10 Tren Baru Industri Perhotelan Tahun 2022