Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Tren dan Preferensi Pariwisata 2022 di Asia Tenggara

Kompas.com - 27/04/2022, 11:29 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

 

3. Durasi perjalanan lebih lama

Kesempatan bepergian yang jarang terjadi menyebabkan banyak wisatawan merasa perlu menghabiskan waktu lebih lama saat melakukan perjalanan.

"Orang-orang lebih menikmati perjalanan berdurasi lama. Misalnya rata-rata menginap wisatawan Singapura naik menjadi delapan hari, wisatawan Australia jadi 14 hari, dan lainnya," kata Hermione.

Baca juga: Tren Nginap di Akomodasi Privat Naik pada 2022, Vila hingga Resort

Hal ini menurutnya terjadi karena beberapa alasan. Pertama, mereka ingin meminimalisasi kompleksitas karena tidak perlu berpindah-pindah tempat.

Kedua, ingin menjadikan waktu perjalanan sebagai momen yang berharga dan berkualitas.

Hermione mengatakan, salah satu buktinya adalah pertumbuhan permintaan terhadap "vacation rentals", yang menandakan durasi menginap yang lebih lama.

Misalnya, vacation rental di Indonesia naik hingga 315 persen pada Maret 2022 dibandingkan tahun 2019.

Begitupun peningkatan terhadap "vacation rentals" di negara-negara Asia Tenggara lain seperti Thailand dan Filipina.

4. Kecenderungan mencari penginapan mewah

5 Hotel Mewah di Kota Bogor yang Cocok Jadi Tempat Staycationroyal-tulip-gunung-geulis.goldentulip.com 5 Hotel Mewah di Kota Bogor yang Cocok Jadi Tempat Staycation

Menurut Hermione, wisatawan di kala pandemi cenderung memilih penginapan yang lebih mewah dibandingkan saat sebelum pandemi.

Hal ini dilakukan karena para wisatawan ingin merawat diri (self-care) dan lebih memprioritaskan kesejahteraan (wellness) mereka. 

"Beberapa alasan lainnya adalah karena orang-orang ingin mencari lingkungan yang lebih bersih, dan menjadikan momen traveling dengan sebaik dan se-enjoy mungkin," terangnya. 

Baca juga: Hati-hati Jika Dapat Kamar Hotel di Atas Lantai 4, Ini Sebabnya

Kendati demikian, Hermione mengatakan preferensi ini bukan berarti tidak ada kesempatan bagi penginapan-penginapan kecil atau low budget.

Namun, ia berpesan agar penginapan sederhana dapat terus meningkatkan kualitas pelayanan, keamanan, dan kebersihan mereka sehingga dapat semakin bernilai di mata wisatawan. 

Baca juga: 6 Resor Mewah di Tepi Sungai Ayung, Bali yang Mendamaikan

5. Kesadaran akan wisata berkelanjutan

Sejak pandemi Covid-19, kata Hermione, semakin banyak wisatawan yang sadar akan pentingnya pariwisata berkelanjutan. 

"Orang-orang lebih peduli terhadap isu keberlanjutan (sustainability). Misalnya penggunaan energi, konsumsi ramah lingkungan, dan lain-lain," ujarnya. 

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa penelusuran masyarakat Asia Tenggara terhadap kata kunci "sustainability" naik hingga 45 persen pada tahun 2021 dibandingkan tahun 2019.

Beberapa cara berpartisipasi dalam pariwisata berkelanjutan, kata Hermione, misalnya memilih penerbangan dengan karbon emisi yang lebih rendah atau menginap di hotel dengan sertifikasi ramah lingkungan. 

Baca juga: 10 Hotel di Labuan Bajo Terima Anugerah Award Hotel Berkelanjutan 2021

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com