Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masjid Muhammad Cheng Hoo Surabaya, Wujud Akulturasi Arab dan Tionghoa

Kompas.com - 28/04/2022, 16:31 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masjid dengan gaya arsitektur khas Negeri Tirai Bambu, berdiri kokoh di pusat Kota Surabaya. Masjid dengan perpaduan budaya Tionghoa dan Arab ini bernama Masjid Muhammad Cheng Hoo.

Didominasi warna merah bata, biru dan hijau, atap masjid justru tidak berbentuk kubah seperti masjid pada umumnya.

Sebagaimana yang disampaikan Takmir Masjid Muhammad Cheng Hoo Surabaya Ahmad Haryono Ong, pembangunan masjid dilatarbelakangi keberadaan komunitas Muslim Tionghoa di Surabaya, yakni Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI).

Baca juga: Siapkan 4 Hal Ini Saat Berkendara Semarang-Surabaya, Tarif Tol hingga BBM

"PITI berdiri dan berkembang, lalu mulai dibangunlah masjid ini pada tahun 2001. Berdirinya Masjid Muhammad Cheng Hoo ditandai dengan peletakan batu pertama saat Isra Miraj Muhammad SAW, 15 Oktober 2001," kata Ahmad kepada Kompas.com, Senin (25/4/2022).

Adapun pembangunan masjid yang sesungguhnya baru benar-benar dimulai tanggal 10 Maret 2002 dan selesai total pada 13 Oktober 2002, atau memakan waktu sekitar tujuh bulan.

"Masjid diresmikan tanggal 28 Mei 2003. Bertepatan pada peresmian tersebut, Masjid Muhammad Cheng Hoo mendapatkan piagam penghargaan dari MURI sebagai masjid yang pertama kali berdiri di Indonesia menggunakan nama Muhammad Cheng Hoo berarsitektur Tiongkok," ujar dia.

Melekatnya nama Cheng Ho pada masjid

Ahmad Haryono menyebut bahwa pemberian nama Muhammad Cheng Hoo sendiri bukan berarti Muhammad Cheng Hoo lah yang mendirikan masjid ini.

Interior dalam Masjid Muhammad Chrng Hoo SurabayaKompas.com/Wasti Samaria Simangunsong Interior dalam Masjid Muhammad Chrng Hoo Surabaya

"Melainkan kita sebagai masyarakat muslim Tionghoa terinspirasi dari sosok Laksmana Cheng Ho yang taat dan saleh dari China. Dengan ketaatan dan kesalehan beliau, namanya kita gunakan untuk masjid ini," tutur Ahmad.

Meski banyak yang mengira bahwa Cheng Ho bukanlah seorang Muslim, nyatanya Cheng Ho merupakan sosok pemeluk agama Islam yang taat.

Baca juga: Jejak Pelayaran Laksamana Cheng Ho Diluncurkan di Pantai Tong Aci

Bila dilihat dari sisi arsitekturnya, Ahmad menuturkan bahwa masjid terinspirasi dari bangunan Masjid Niujie di Beijing.

Tak berkaitan dengan Masjid Cheng Ho Semarang

Meski memiliki nama yang hampir serupa dengan masjid Cheng Ho di Semarang, ternyata keduanya tidak berkaitan sama sekali.

Halaman depan Masjid Muhammad Cheng Hoo SurabayaKompas.com/Wasti Samaria Simangunsong Halaman depan Masjid Muhammad Cheng Hoo Surabaya

Berlokasi di Jalan Gading, Ketabang, Kec. Genteng, Surabaya, Masjid Muhammad Cheng Hoo, menyimbolkan keberagaman masyarakat Muslim Tionghoa di Kota Surabaya.

Pada sore hari selama sepuluh hari terakhir jelang berakhirnya bulan Ramadhan, setiap tanggal ganjil akan berlangsung pembagian takjil gratis dan buka bersama. Setelah acara tersebut barulah dilanjutkan dengan salat berjamaah.

Sejumlah camilan produk UMKM yang dijajakan di halaman depan Masjid Muhammad Cheng HooKompas.com/Wasti Samaria Simangunsong Sejumlah camilan produk UMKM yang dijajakan di halaman depan Masjid Muhammad Cheng Hoo

Dari pantauan Kompas.com, di sekitar area masjid juga diramaikan dengan penjual takjil dan minuman dingin untuk berbuka puasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com