Daerah Polowijen pernah mencuat sebagai daerah yang terkenal ahli tentang seni kriya dan seni tarinya pada sejak era kolonial Belanda.
Pada tahun 1900-an, eksistensi nama Polowijen selalu dikaitkan dengan sosok Mbah Reni sebagai perajin dan penari Topeng Malangan.
Konon Mbah Reni merupakan seorang petani kaya yang memimpin kelompok wayang topeng terbaik pada masanya.
Pengunjung yang datang bisa melihat beragam sentra industri kreatif seperti kerajinan topeng dan gerabah, kemudian seni pahat dan lain sebagainya.
Baca juga: Daftar dan Harga Bus Jakarta-Malang buat Mudik Lebaran 2022
"Di sini, pengunjung yang datang cocok untuk belajar tentang sejarah dan seni di Kota Malang," tutur Ida.
Pengunjung juga bisa belajar tentang sejarah kesenian seperti tari Topeng Malangan. Pengunjung juga bisa belajar membatik, serta kerajinan gerabah dan pahat jika tertarik.
Kampung Glintung Water Street (GWS) yang berada di RW 5 Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing merupakan wisata buatan yang cocok menjadi tempat rekreasi bersama keluarga.
Di sini, pengunjung bisa melihat pengembangan kawasan kampung urban farming dengan sistem aquaponik. Tanaman pangan itu berada di sekitar jalan masuk kampung.
Di sini, pengunjung juga bisa belajar terkait pengelolaan sampah, pertanian, dan perikanan. Metode aquaponik yang dijalankan dengan alternatif menanam tanaman pangan dan memelihara ikan dalam satu wadah.
Dari hasil urban farming dengan sistem aquaponik, kampung GWS mampu menghasilkan sayur-sayuran untuk kebutuhan sehari-hari. Selain itu, juga ada inovasi olahan ikan, seperti bakso, stik, sosis, nuget, dan sempol berbahan dasar lele.
Baca juga: Tarif Terbaru dan Rute Tol Jakarta-Malang untuk Mudik Lebaran 2022
"Kampung Glintung Water Street merupakan Kampung Tangguh dengan budidaya ikan dan tanaman yang cocok untuk berwisata edukasi bersama keluarga," katanya.