Misalnya, selama liburan kita berencana untuk bertemu dengan semua saudara, mengunjungi beberapa tempat wisata, atau melakukan sejumlah kegiatan.
“Karena masih ada banyak rencana-rencana yang mau dilakukan tapi belum tersampaikan. Ternyata kok belum sampai ke sana, belum selesai, sehingga hal itu yang membuat kita merasa kok cepat sekali berlalunya (waktu liburan),” kata dia pada Kompas.com, Sabtu (7/5/2022).
Baca juga: 3 Daerah Ini Perpanjang Libur Sekolah, Antisipasi Macet Arus Balik Lebaran
Rommy (sapaan akrab Rose Mini Adi Prianto) melanjutkan, penyebab lain mengapa liburan terasa cepat berlalu adalah, tidak ada kegiatan rutinitas yang dilakukan secara berulang.
Kondisi ini tentunya berbeda dengan hari-hari kerja yang diisi dengan kegiatan berulang dan terjadwal. Hal ini membuat waktu liburan terasa cepat berlalu.
“Kalau liburan itu tidak pakai jadwal. setiap hari bebas bangun jam berapa, mau melakukan apa, pergi kemana, dan sebagainya. Kalau kita lakukan itu dalam waktunya terbatas, misalnya libur masa Lebaran seminggu, itu berdampak pada rasa, 'ih kok sudah mau masuk lagi ya', begitu,” terangnya.
Baca juga: Libur Lebaran, Kunjungan Wisata ke Gunungkidul Membeludak
Jadi, menurut Rommy, secara umum terdapat dua penyebab mengapa liburan terasa cepat. Pertama, setiap orang mempunyai banyak harapan yang tertanam dalam mindset tentang kegiatan-kegiatan selama liburan.
Sayangnya, waktu liburan hanya singkat sehingga belum semua harapan-harapan itu bisa diwujudkan selama periode liburan. Kedua, liburan tidak mempunyai jadwal rutin seperti hari-hari kerja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.