Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lodok Lingko Ratung, Wisata Sawah Jaring Laba-laba di Manggarai NTT

Kompas.com - 09/05/2022, 08:08 WIB
Markus Makur,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

RUTENG, KOMPAS.com - Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dikenal memiliki ratusan persawahan Lodok, sawah berbentuk jaring laba-laba.

Sebelum pandemi Covid19, wisata persawahan lodok di Manggarai menjadi salah satu tujuan turis asing maupun domestik.

Adapun lodok merupakan sistem pembagian tanah (Lingko) yang berbentuk jaring laba-laba. Pusatnya adalah lodok dan bagian luarnya disebut cicing dalam bahasa Manggarai.

Baca juga: Air terjun Wae Nunung di NTT, Diyakini Warga Bisa Sembuhkan Sakit

Cicing artinya bagian pinggir dari areal persawahan. Pembagian tanah dengan cara seperti ini sudah cukup lama dilakukan oleh tetua adat Manggarai untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.

Penjelasan itu dikatakan Guru Willibrordus Barus saat dihubungi Kompas.com melalui WhatsApp, Minggu, (8/5/2022).

Sawah jaring laba-laba, budaya unik di Manggarai

Ia menjelaskan bahwa dalam proses pembagian tanah, saja bukan hanya sekadar membagi kepada setiap orang yang ada di sekitar kampung.

Ada berbagai acara adat yang sangat berkaitan erat sekali dengan falsafah budaya Manggarai yaitu.

Willibrordus menambahkan, lodok yang sangat populer selama ini ada di cancar Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai.

Namun, kali ini Kompas.com mencoba menjelajah Lodok Lingko Ratung di sekitar Carep, Kelurahan Laci Carep, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai. jaraknya hanya 3 kilometer dari pusat kota Ruteng.

"Di sekitar lodok ini kita bisa menikmati berbagai jenis keindahan alam yang sangat luar biasa, dan kita bisa menikmati ikan bakar yang dapat langsung dari kolam ikan yang ada di area persawahan," tutur Willibrordus.

"Bagi wisatawan yang datang dari jauh dan ingin menginap, sambung dia, sudah disediakan juga homestay dan Revaya Hotel yang tidak jauh.

Baca juga: Desa Wisata Golo Loni NTT Tawarkan Paket Memancing Ikan di Sawah

Willibrodus menjelaskan, sejarah awalnya Lodok Lingko Ratung, yakni pada awalnya di tengah persawahan merupakan suatu kampung yang dihuni oleh salah satu suku dari Gelarang Carep.

Karena terjadi bencana, warga ada pindah ke kampung Carep yang sekarang masih berdiri kokoh dan menjadi suatu ikon budaya di wilayah kota Ruteng, selain Ruteng Pu'u.

Masyarakat sekitar Lodok Lingko Ratung Carep adalah petani. Ada yang bekerja di persawahan, ada juga yang fokus untuk untuk pengelolaan sayur-sayuran.

Kindahan sawah laba-laba Lodok Lingko Ratung Carep

Saat berada di tengah lodok, pengunjung akan bisa melihat ke arah utara untuk menikmati persawahan terasering dengan pematang sawah bersusun.

Persawahan Lodok Lingko Ratung, Kampung Carep, Kelurahan Laci Carep, Kec. Langke Rembong, Kab. Manggarai, NTT, Minggu, (8/5/2022) menjadi salah satu spot wisata agrowisata di Manggarai. (KOMPAS.com/DOK GURU WILLIBRODUS BARUS. (KOMPAS.com/DOK GURU WILLIBRODUS BARUSKOMPAS.com/DOK GURU WILLIBRODUS BARUS Persawahan Lodok Lingko Ratung, Kampung Carep, Kelurahan Laci Carep, Kec. Langke Rembong, Kab. Manggarai, NTT, Minggu, (8/5/2022) menjadi salah satu spot wisata agrowisata di Manggarai. (KOMPAS.com/DOK GURU WILLIBRODUS BARUS. (KOMPAS.com/DOK GURU WILLIBRODUS BARUS

Namun ketika ingin menikmati Gunung Ranaka, pengunjung bisa mengarah ke arah selatan. Dari sana, Gunung Ranaka tampak menjulang tinggi.

Willibrodus mengajak wisatawan mengunjungi persawahan Lodok Lingko Ratung. Sekaligus, mempelajari sistem pembagian tanah dalam budaya Manggarai.

Baca juga: 12 Pantai di Manggarai Timur NTT, Cocok Dikunjungi Saat Libur Panjang

"Saya ajak wisatawan berwisata di agrowisata persawahan Lodok Lingko Ratung di Kabupaten Manggarai, NTT," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com