Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Rip Current yang Mematikan Saat Liburan ke Pantai

Kompas.com - 10/05/2022, 21:31 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, tiga orang wisatawan dilaporkan terseret ombak saat bermain air di Pantai Soge, Pacitan, Jawa Timur.

Melansir Antara, Rabu (4/5/2022) peristiwa terseret ombak ini menyebabkan satu di antara korban meninggal dunia.

Sebagaimana diberitakan Kompas.com sebelumnya, Selasa (15/2/2022), arus laut yang sering menyeret korban ke tengah laut disebut sebagai rip current.

Baca juga: Ritual Pantai Payangan Tewaskan 11 Orang, BMKG: Sosialisasi Mitigasi Rip Current Penting Dilakukan

Lalu, seperti apa penjelasan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait rip current dan bagaimana mengantisipasinya?

Apa itu rip current dan gejalanya

"Secara ilmiah, rip current merupakan arus balik yang terkonsentrasi pada sebuah jalur sempit, yang memecah zona empasan gelombang hingga melewati batas zona gelombang pecah," kata Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, kepada Kompas.com, Selasa (10/5/2022).

Secara fisis, rip current terbentuk jika gelombang laut datang dan mengempas garis pantai yang berbentuk teluk atau cekungan.

Tim SAR dari Basarnas Bali saat mencari korban yang dilaporkan hilang terseret ombak di Pantai Batu Bolong, Canggu, Kuta Utara, Badung, Bali pada Selasa (10/5/2022). Dok/ Yohanes Valdi Seriang GintaYohanes Valdi Seriang Ginta Tim SAR dari Basarnas Bali saat mencari korban yang dilaporkan hilang terseret ombak di Pantai Batu Bolong, Canggu, Kuta Utara, Badung, Bali pada Selasa (10/5/2022). Dok/ Yohanes Valdi Seriang Ginta

"Adanya banyak pantulan muka gelombang yang mengenai "busur teluk", akan memunculkan sejumlah arus susur pantai yang bertemu dan memusat di tengah-tengah "busur teluk," sambung dia.

Arus susur yang saling bertemu di pusat busur teluk ini selanjutnya bergabung, menimbulkan sebuah arus balik menuju ke tengah laut yang mengumpul pada suatu jalur arus yang sempit hingga melewati batas zona gelombang pecah.

Baca juga: Banyak Wisatawan Jadi Korban Mematikan Ombak Rip Current, BMKG Ingatkan Pentingnya Mitigasi Pantai

Selanjutnya, arus ini bergerak dalam energi sangat kuat dengan kecepatan tinggi.

"Inilah rip current yang menjadi biang keladi dari sederet daftar korban meninggal dan orang hilang terseret arus di pantai," tutur Daryono.

Waspada rip current di pantai berbentuk teluk

Guna meminimalkan kejadian terseret rip current, Daryono mengimbau wisatawan untuk berhati-hati saat bermain di perairan dengan garis pantai berbentuk teluk, atau cekungan.

"Rip current ini terbentuk jika gelombang laut datang dan mengempas garis pantai yang berbentuk teluk atau cekungan," tutur dia.

Baca juga: Rip Current, Penyebab Banyaknya Wisatawan Terseret Arus Pantai Selatan Gunungkidul

Wisatawan pun diimbau untuk berhati-hati dan menjauh dari bibir pantai saat ombak datang. Lebih aman lagi jika wisatawan tidak terlalu ke tengah laut dan hanya bermain di area pasir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
5 Tempat Wisata Hits dan Instagramable di Cianjur

5 Tempat Wisata Hits dan Instagramable di Cianjur

Jalan Jalan
10 Bandara Tersibuk di Dunia 2023, Banyak di AS

10 Bandara Tersibuk di Dunia 2023, Banyak di AS

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com