Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tourism Working Group G20 Bahas Kesejahteraan Perempuan di Sektor Pariwisata

Kompas.com - 11/05/2022, 11:36 WIB
Ni Nyoman Wira Widyanti

Penulis

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 berdampak terhadap industri pariwisata, sekaligus pelaku di dalamnya. 

Dalam panduan "UNWTO Inclusive Recovery Guide - Sociocultural Impacts of Covid-19, Issue 3: Women in Tourism" yang diterbitkan tahun 2021, Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) menuliskan, sebanyak 54 persen tenaga kerja di industri pariwisata terdiri dari perempuan pada tahun 2019. 

Mereka dilaporkan mengalami guncangan ekonomi akibat pandemi secara lebih akut dan lebih cepat dibanding pekerja pria. 

Tidak hanya itu, dilansir dari keterangan resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang mengutip penelitan dari UNWTO, perempuan yang bekerja di sektor pariwisata cenderung kehilangan pekerjaan, serta mengalami pengurangan pendapatan atau jam kerja dibanding pekerja pria akibat pandemi.

Baca juga:

Selanjutnya, sebuah riset dari Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) menunjukkan, pada bulan Februari hingga Maret 2022, pekerja muda adalah segmen yang paling terdampak lantaran tingkat pengangguran yang meningkat tajam di segmen tersebut.

Isu mengenai perempuan dan pemuda di industri pariwisata menjadi salah satu isu utama dalam The 1st Tourism Working Group, sebuah kelompok kerja pariwisata pertama yang diketuai oleh Kemenparekraf.

Ilustrasi pekerja perempuan di industri pariwisata.Dok. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ilustrasi pekerja perempuan di industri pariwisata.

Adapun Tourism Working Group ini terbentuk sehubungan dengan presidensi Indonesia dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 2022, serta digelar secara hybrid pada 10-11 Mei 2022 di Sudimala Resort, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Tantangan untuk pemulihan dan ketahanan dari kebangkitan sektor pariwisata tidak hanya tergantung pada variabel internal bisnis itu sendiri, tetapi juga pada variabel eksternal, seperti meningkatnya populasi pencari kerja muda yang memerlukan uluran tangan pemerintah agar kelebihan pasok tenaga kerja tidak menjadi pemicu persoalan ekonomi lainnya,” ujar Chair of Tourism Working Group, Frans Teguh, dikutip dari keterangan resmi Kemenparekraf pada Rabu (11/5/2022).

Baca juga: Sandiaga Targetkan hingga 15.000 Lapangan Kerja dari Side Events G20

Frans mengatakan, dengan menangani perlindungan sosial dan pekerjaan bagi perempuan serta pemuda, diharapkan stereotip gender dalam subpekerjaan pariwisata dapat diatasi. 

Sehingga, lanjutnya, perempuan dan pemuda dapat merasakan manfaat dari industri pariwisata dan ekonomi kreatif. 

"Serta kesejahteraan mereka akan meningkat," tuturnya. 

Upaya meningkatkan keseimbangan kehidupan perempuan di sektor pariwisata

Ilustri pekerja perempuan di industri pariwisata.Dok. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ilustri pekerja perempuan di industri pariwisata.

Terdapat sejumlah langkah untuk meningkatkan keseimbangan kehidupan perempuan di sektor pariwisata.

Hal tersebut berkaitan dengan kurangnya pengambilan keputusan oleh perempuan di beberapa negara.

Baca juga:

“Untuk itu melalui program pelatihan untuk perempuan di bidang pariwisata, termasuk pelatihan tentang soft skill, membangun jaringan, dan pelatihan peningkatan kompetensi lainnya untuk kemajuan karir, serta memastikan bahwa mereka dapat menggunakan teknologi digital untuk berinovasi melalui teknologi digital di bidang pariwisata menjadi tanggung jawab kita bersama,” jelas Frans.

Harapannya, akan tercipta lingkungan kerja yang sejahtera dan pertumbuhan yang inklusif serta berkelanjutan pada masa mendatang. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com