KOMPAS.com - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mendorong peningkatan restoran-restoran Indonesia di luar negeri.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan Kemenparekraf, Rizki Handayani Mustafa, menjelaskan langkah-langkah strategis untuk memenuhi tujuan tersebut.
"Jadi ada beberapa hal menyambung dari kunjungan Pak Menteri (Menparekraf Sandiaga Uno) ke Amerika dan Australia. Ada beberapa langkah strategis yang kami lakukan bersama Kementerian Perdagangan, ke depan dalam waktu jangka pendek," kata dia dalam Weekly Press Briefing yang digelar hybrid, Senin (9/5/2022).
Baca juga:
Adapun hal ini dilakukan berkaitan dengan program Indonesia Spice Up The World yang berlangsung hingga tahun 2024.
Dari laporan Kompas.com, Senin (19/7/2021), tujuan Indonesia Spice Up The World adalah untuk mendorong kehadiran kuliner Indonesia di mancanegara. Selain itu, program ini menargetkan 4.000 restoran Indonesia di luar negeri dan meningkatkan nilai ekspor bumbu serta rempah-rempah menjadi 2 miliar Dolar AS (sekitar Rp 29 triliun).
Perempuan yang akrab disapa Kiki ini menjelaskan, langkah pertama adalah melakukan
pendataan kembali semua restoran Indonesia yang ada di luar negeri.
"Kami akan melakukan pendataan kembali serta melihat kembali kelas restorannya. Mana restoran yang hanya dikunjungi oleh orang Indonesia, dan mana yang dikunjungi oleh orang asing atau lokal asli sana," tutur Kiki.
Baca juga: Kemenpar Ajak Diaspora Promosikan Kuliner Indonesia di Luar Negeri
Kedua, Kemenparekraf akan bekerja sama dengan KJRI (Konsulat Jenderal Republik Indonesia), KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia), dan ITPC (Indonesian Trade Promotion Center).
Tujuannya menginventarisasi jumlah kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan restoran-restoran tersebut, dalam waktu per tahun atau per bulan.
Sehingga, kata Kiki, ekspor bahan baku Indonesia untuk kebutuhan restoran maupun kebutuhan tempat lainnya dapat terkuantifikasi.
"Nah ini ternyata isu yang menyebabkan salah satunya restoran Indonesia kurang bisa cepat berkembang, salah satu yang utama adalah karena kurangnya bumbu-bumbu Indonesia. Kalaupun ada, harganya mahal, karena ekspornya sendiri-sendiri," terang dia.
Untuk mengatasi hal ini, ia menjelaskan, Kemenparekraf akan terus melakukan koordinasi bersama Kementerian Perdagangan.
Ketiga, melakukan promosi kuliner Indonesia di berbagai acara-acara penting di luar negeri.
Seperti yang telah disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) sebelumnya, kata Kiki, makanan Indonesia sudah disajikan di kantor Wali Kota New York, saat kunjungan kerja beberapa waktu lalu.
"Kita harapkan ke depan di acara-acara penting lainnya di luar negeri, kuliner Indonesia juga akan tampil, bekerja sama dengan pengusaha kuliner Indonesia yang ada di negara tersebut," terang Kiki.
Baca juga:
Terakhir, Kemenparekraf juga akan mengikuti serta mendukung perhelatan kuliner Indonesia yang sudah cukup terkenal dan mendunia. Salah satunya yakni Ubud Food Festival.
"Di sana akan datang chef-chef internasional, kita juga akan di sana untuk mempromosikan Indonesia sebagai destinasi gastronomi," tuturnya.
Sehingga, nantinya, diharapkan warga negara asing yang berkunjung ke Indonesia dapat lebih memahami kuliner-kuliner lokal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.