KOMPAS.com – Perayaan Hari Raya Waisak di Indonesia umumnya disertai kegiatan pelepasan lampion ke langit.
Acara pelepasan lampion tersebut salah satunya diadakan di Candi Borobudur, Jawa Tengah, serta dihadiri oleh para biksu hingga masyarakat.
Banyaknya lampion yang diterbangkan menciptakan pemandangan tersendiri lantaran berlatar langit malam.
Baca juga:
Di balik acara menerbangkan lampion saat Hari Raya Waisak, terselip makna yang mendalam.
Ketua umum Lembaga Keagamaan Buddha Indonesia (LKBI), Dr. Rusli SE, SH, MM, menjelaskan bahwa makna pelepasan lampion saat Waisak adalah agar doa-doa yang dipanjatkan bisa segera terwujud.
“Dengan menerbangkan lampion ke langit, diharapkan doa-doa serta keinginan lebih mudah terwujud, karena dekat dengan langit,” jelas Rusli kepada Kompas.com, Kamis (12/5/2022).
Walaupun lampion adalah salah satu elemen yang telah dikenal saat Hari Raya Waisak di Indonesia, sebenarnya ada ritual lain yang tidak kalah penting.
“Selain menerbangkan lampion, ada ritual lainnya yang biasa dijalankan oleh umat Buddha yakni membakar kertas atau dupa dan ceremony (upacara) memanjatkan doa,” kata Rusli.
Meski perayaan Hari Raya Waisak bisa digelar dengan meriah, umat Buddha diketahui lebih mengutamakan amal baik di kehidupan sehari-hari.
“Hidup itu harus bijaksana dengan banyak-banyak senyum, memudahkan jalan orang lain yang bisa membawa rasa kebahagiaan kepada orang banyak,” tutur Rusli.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.