Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makna Menerbangkan Lampion Saat Hari Raya Waisak bagi Umat Buddha

Kompas.com - 12/05/2022, 17:11 WIB
Desi Intan Sari,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Perayaan Hari Raya Waisak di Indonesia umumnya disertai kegiatan pelepasan lampion ke langit. 

Acara pelepasan lampion tersebut salah satunya diadakan di Candi Borobudur, Jawa Tengah, serta dihadiri oleh para biksu hingga masyarakat.

Banyaknya lampion yang diterbangkan menciptakan pemandangan tersendiri lantaran berlatar langit malam.  

Baca juga: 

Di balik acara menerbangkan lampion saat Hari Raya Waisak, terselip makna yang mendalam.

Ketua umum Lembaga Keagamaan Buddha Indonesia (LKBI), Dr. Rusli SE, SH, MM, menjelaskan bahwa makna pelepasan lampion saat Waisak adalah agar doa-doa yang dipanjatkan bisa segera terwujud.

“Dengan menerbangkan lampion ke langit, diharapkan doa-doa serta keinginan lebih mudah terwujud, karena dekat dengan langit,” jelas Rusli kepada Kompas.com, Kamis (12/5/2022).

Walaupun lampion adalah salah satu elemen yang telah dikenal saat Hari Raya Waisak di Indonesia, sebenarnya ada ritual lain yang tidak kalah penting.  

“Selain menerbangkan lampion, ada ritual lainnya yang biasa dijalankan oleh umat Buddha yakni membakar kertas atau dupa dan ceremony (upacara) memanjatkan doa,” kata Rusli.

Meski perayaan Hari Raya Waisak bisa digelar dengan meriah, umat Buddha diketahui lebih mengutamakan amal baik di kehidupan sehari-hari. 

“Hidup itu harus bijaksana dengan banyak-banyak senyum, memudahkan jalan orang lain yang bisa membawa rasa kebahagiaan kepada orang banyak,” tutur Rusli. 

Bhiku dan umat Buddha melakukan ritual pradaksina, memutari candi sebanyak tiga kali searah jarum jam di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (26/5/2021). Detik-detik Tri Suci Waisak 2565 BE tahun 2021 yang mengangkat tema Bangkit Bersatu untuk Indonesia Maju itu jatuh pada 26 Mei 2021, pukul 18.13.30 WIB.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Bhiku dan umat Buddha melakukan ritual pradaksina, memutari candi sebanyak tiga kali searah jarum jam di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (26/5/2021). Detik-detik Tri Suci Waisak 2565 BE tahun 2021 yang mengangkat tema Bangkit Bersatu untuk Indonesia Maju itu jatuh pada 26 Mei 2021, pukul 18.13.30 WIB.

Rusli menyebutkanlima sila dari ajaran Buddhis yang wajib diamalkan oleh para penganutnya.

Dilansir dari BBC, berikut  lima hal yang menjadi pedoman umat Buddha dalam menjalani kehidupan mereka di dunia agar terhindar dari penderitaan serta mendapat pencerahan:

  1. Menahan diri dari mengambil kehidupan, contohnya tidak membunuh makhluk hidup apapun termasuk hewan, sehingga banyak umat Buddha yang menjadi vegetarian.
  2. Menahan diri dari mengambil apa yang tidak diberikan, maksudnya dilarang untuk mencuri dari siapapun.
  3. Menahan diri dari penyalahgunaan indra, artinya adalah tidak melakukan perbuatan tercela melalui indra yang dimiliki. Misalnya, tidak melakukan zina.
  4. Menghindari ucapan yang salah, maksudnya tidak boleh berbohong atau bergosip tentang orang lain.
  5. Menahan diri dari minuman keras yang mengaburkan pikiran. Umat Buddha diketahui dilarang minum alkohol atau menggunakan obat-obatan, karena itu bisa menyebabkan kesulitan berpikir jernih.

Ia melanjutkan, seminggu sebelum perayaan Waisak, umat Buddha kerap melakukan banyak kegiatan. Mulai dari mengambil air yang disakralkan, hingga melakukan baksos (bakti sosial), jadi setiap harinya selalu ada kegiatan menjelang Waisak.

“Umat Buddha mengutamakan baksos dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan kemanusiaan, karena itu lebih penting dari semuanya,” tuturnya.

Baca juga: 

Menurutnya, umat Buddha lebih mementingkan melakukan amal kebaikan saat Waisak daripada perayannya yang tampak meriah. 

“Jika ingin doa cepat sampai (dikabulkan), melakukan kebaikan dan kegiatan kemanusiaan wajib dilakukan lebih dulu.”

Selain itu, agama ini juga akrab dengan kata-kata "Sabbe satta bhavantu sukhitatta" yang artinya adalah semoga semua makhluk berbahagia. 

Kalimat tersebut menunjukkan bahwa, dalam ajaran Buddha, semua makhluk hidup, tak hanya manusia, juga berhak atas kebahagiaan.

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com