Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jember-Banyuwangi via Gumitir, Waspada Berkendara di Jalur yang Rawan Kecelakaan

Kompas.com - 13/05/2022, 20:08 WIB
Anggara Wikan Prasetya

Penulis

KOMPAS.com – Banyuwangi merupakan salah satu destinasi wisata favorit yang pas dikunjungi saat libur panjang.

Ada beberapa jalan utama menuju The Sunrise of Java (julukan Banyuwangi), salah satunya adalah via Gunung Gumitir.

Jalan itu akan dilalui mereka yang berkendara dari wilayah selatan, seperti Kabupaten Jember dan Lumajang.

Baca juga: Pilihan Transportasi Yogyakarta ke Banyuwangi, Ada Kereta Api dan Bus

Adapun jalur Gumitir adalah satu-satunya jalan utama yang menghubungkan Kabupaten Jember dan Banyuwangi.

Jalur Gumitir yang rawan kecelakaan

Meski merupakan jalan utama, pengendara harus ekstra hati-hati saat melewati kawasan Gumitir.

Dilansir dari Kompas.com, Rabu (27/4/2022) jalur Gumitir memang rawan tanah longsor dan pohon tumbang.

Kompas.com juga sempat berkendara melalui jalur Gumitir pada Rabu (11/5/2022) saat hendak ke Banyuwangi dari Jember.

Sebagai info, jalur Gumitir yang melewati kawasan perbukitan membentang sejauh sekitar 9,5 kilometer (km). Jalan berada di sisi tebing dan jurang yang rawan longsor. 

Jika dari arah Jember, jalan menanjak dimulai dari Makam Habib Ali Bin Abdullah Al Hamid. Setelah itu, kondisi jalan penuh kelokan dan tanjakan. 

Di beberapa titik, pengendara harus melalui tanjakan cukup terjam dan tikungan curam sekaligus, sehingga rawan kecelakaan.

Baca juga: Banyuwangi Festival 2022 Sajikan 99 Atraksi Selama Setahun ke Depan

Adapun tikungan tajam terakhir (jika dari arah Jember) di Gumitir ada setelah Patung Gandrung. Setelah itu, tak lama lagi jalan akan sampai kembali di kawasan dataran rendah.

Jalur yang merepotkan saat macet

Menurut pengamatan Kompas.com saat melalui jalur Gumitir, Rabu, kodisi jalan memang sempit dan berkelok. 

Karena merupakan jalan utama, jalan Gumitir juga dilalui banyak kendaraan besar, seperti truk dan kontainer.

Hal itulah yang membuat jalan rawan macet, terutama saat ada kendaraan besar yang berjalan lambat. Kendaraan di belakangnya pun akan kesulitan menyalip karena banyak tikungan dan blind spot.

Kondisi Jalan Gumitir, Rabu (11/5/2022).KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Kondisi Jalan Gumitir, Rabu (11/5/2022).

Selain itu, kondisi jalan Gumitir juga sempit karena hanya terdiri dari dua ruas dan sebagian besar hanya dipisahkan oleh marka lurus yang tidak boleh sampai dilanggar karena bisa menyebabkan kecelakaan

Salah satu pengendara bernama Ilham yang Kompas.com temui di salah satu warung makan Gumitir mengatakan, ia sudah cukup familiar dengan jalur Gumitir.

“Saya minimal seminggu sekali lewat jalur Gumitir karena kerja di sana,” kata dia kepada Kompas.com, Rabu.

Baca juga: Legenda Pantai Watu Ulo Jember, Ada Batu seperti Ular Raksasa

Meski sudah biasa melalui jalur Gumitir, Ilham tetap berharap ada pelebaran jalan, sehingga jalur tidak akan macet jika ada kendaraan besar yang melaju pelan.

“Denger-denger ada proyek jalur lintas selatan di selatan jalur Gumitir. Kalau ada, ya semoga segera jadi, biar gampang kalau dari Jember mau ke Banyuwangi,” tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Travel Update
8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

Travel Tips
Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Travel Update
Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Travel Update
Artotel Gelora Senayan Resmi Dibuka April 2024, Ada Promo Menginap

Artotel Gelora Senayan Resmi Dibuka April 2024, Ada Promo Menginap

Travel Update
Artotel Group Akuisisi Hotel Century Senayan, Tetap Ada Kamar Atlet

Artotel Group Akuisisi Hotel Century Senayan, Tetap Ada Kamar Atlet

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com