Ikon wisata Dieng lainnya adalah Candi Arjuna. Dengan luas mencapai satu hektare, Candi Arjuna menjadi kompleks candi terluas di dataran tinggi Dieng.
Masih dari sumber Kompas.com (31/08/2021), terdapat lima bangunan candi dalam kompleks ini, yaitu Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra.
Kompleks Candi Arjuna menawarkan panorama indah karena dikelilingi dengan latar belakang perbukitan. Selain itu, ada pohon cemara berjajar rapi di area candi.
Kompleks candi ini juga dilengkapi dengan beberapa sarana pelengkap, seperti parkir kendaraan, mushola, kamar mandi, tempat istirahat, dan warung kuliner.
Baca juga: Dieng Beku Awal Januari 2022, Fenomena yang Beda dari Biasanya
Selain menawarkan keindahan alam dan budaya, dataran tinggi juga memiiki peninggalan sejarah. Wisatawan dapat menambah pengetahuan tentang benda peninggalan purbakala di Museum Kailasa.
Mengutip situs Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara, Museum Kailasa didirikan pada 1984. Di museum ini wisatawan dapat memperoleh informasi tentang terbentuknya dataran tinggi Dieng.
Baca juga: Aturan Wisata ke Dieng Banjarnegara untuk Lihat Embun Upas
Selain itu, wisatawan dapat melihat secara langsung benda peninggalan purbakala serta film mengenai jejak peradaban Dieng.
Kawah Sikidang merupakan salah satu tempat wisata unggulan di Dieng. Mengutip Kompas.com (25/09/2021), meskipun berupa kawah gunung berapi, namun Kawah Sikidang tidaklah berbahaya sebagai obyek wisata.
Pengunjung bisa melihat dari jarak aman kawah yang berwarna kehijauan serta mengeluarkan asap putih.
Baca juga: 4 Wisata Sekitar Kawah Sikidang Dieng, Ada Embun Upas di Candi Arjuna
Saat memasuki area Kawah Sikidang, wisatawan disambut dengan jembatan kayu yang menjadi akses untuk mengelilingi tempat wisata ini.
Pengunjung tinggal mengikuti arah jembatan kayu untuk sampai di kawah utama. Selain memudahkan perjalanan wisatawan, jembatan kayu itu juga Instagramable.
Banyak wisatawan berfoto di jembatan kayu dengan latar belakang kawah utama yang mengeluarkan asap.
Setelah mengikuti jalan utama, wisatawan akan sampai kawah utama atau biasa disebut dengan kawah telur rebus. Kawah ini mengeluarkan asap putih dengan bau belerang yang menyengat.
Karenanya, pengunjung hanya bisa mengamati kawah itu dari jembatan kayu dan tidak diperkenankan melompati pagar pembatas untuk alasan keamanan.