Sedangkan sejarawan yang berbasis di Delhi dan tumbuh besar di Agra, Rana Safvi ingat bahwa ruang bawah tanah di Taj Mahal dibuka untuk pengunjung sampai peristiwa banjir menerjang pada 1978.
"Air memasuki monumen, beberapa ruang bawah tanah menjadi berlumpur dan ada beberapa retakan. Setelahnya, pihak berwenang menutup ruangan-ruangan itu untuk publik. Tidak ada apa-apa di dalamnya," kata dia.
Baca juga: Resep Membuat Golgappa, Makanan India pada Film Rab Ne Bana Di Jodi
Sementara itu, Survei Arkeologi India (ASI) mengunggah tweet tentang buletin yang mereka terbitkan Januari 2022.
Dikutip Kompas.com dari NDTV, buletin yang memperlihatkan "sel bawah tanah" di Taj Mahal itu diunggah tiga hari sebelum petisi didengarkan di sidang pengadilan.
Tweet diunggah pada 9 Mei 2022, ketika petisi tersebut sudah banyak diberitakan dan menjadi topik disuksi berbagai kalangan.
Foto-foto di dalam buletin ASI menunjukkan adanya pekerjaan restorasi sel bawah tanah Taj Mahal. Di dalamnya, dirinci mengenai pekerjaan restorasi tersebut.
Ini termasuk dua foto yang memperlihatkan ruangan sebelum pekerjaan restorasi.
"Perbaikan dinding, tangga, dan lainnya. Termasuk pengelupasan plester dan plester kapur tua yang busuk," tulis keterangan di dalamnya.
Click on the link to download/view the January issue of @ASIGoI's Newsletter.https://t.co/tIJmE46UR4 pic.twitter.com/UKWsTA2nPZ
— Archaeological Survey of India (@ASIGoI) May 9, 2022
Baca juga: Masjid Cheraman Juma di India, Bermula dari Mimpi Seorang Raja Hindu
Ada pula dua foto lain yang memperlihatkan perbaikan di luar Taj Mahal.
"Plester kapur yang membusuk dan hancur sudah dipindahkan dan diganti dengan peletakan plester kapur dan pengolahan kapur tradisional sebelum pengaplikasian," tulis ASI dalam buletin terbitan Januari 2022 itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.