Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjelajahi Museum di Tengah Kebun, Lihat Koleksi Kuno Ratusan Tahun

Kompas.com - 23/05/2022, 09:18 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Letaknya yang seolah tersembunyi, membuat Museum di Tengah Kebun belum banyak diketahui masyarakat luas. 

Museum yang menyimpan koleksi milik pribadi ini berada di Jalan Kemang Timur Nomor 66, Jakarta Selatan.

Tidak seperti museum kebanyakan, Museum di Tengah Kebun tidak memasang papan besar sebagai penanda yang mencolok mata. Alih-alih, berdiri gerbang kayu besar yang seperti menutupi bagian dalam museum, dan hanya ada tulisan sebagai penanda di tembok sebelah kanan dan kiri.

Untuk masuk ke museum, pengunjung harus melakukan reservasi minimal dua hari sebelum hari kunjungan. Caranya dengan mendaftarkan diri melalui formulir di media sosial, lalu memilih antara dua sesi pada hari Sabtu atau Minggu.

Sebagai informasi, pengunjung tidak dikenakan biaya apapun untuk berkeliling museum.

Saat berkeliling, pengunjung akan digabung dalam satu rombongan berisi lima hingga 12 orang per sesi, yang dipandu oleh seorang tour guide.

Lantas, seperti apa isi Museum di Tengah Kebun?

Baca juga: 10 Museum Paling Terkenal di Dunia, Dikunjungi Hingga 2,82 Juta Orang 

Pintu masuk bangunan utama Museum di Tengah KebunKOMPAS.com/Faqihah Muharroroh Itsnaini Pintu masuk bangunan utama Museum di Tengah Kebun

Masuk ke Museum di Tengah Kebun

Kompas.com berkesempatan mengunjungi Museum di Tengah Kebun bersama 10 pengunjung lainnya, pada Minggu (22/2/2022).

Ternyata, dari balik gerbang kayu besar, terdapat jalanan kebun sepanjang kira-kira 60 meter yang harus dilewati, sebelum mencapai bangunan utama.

Kemudian, sebelum masuk ke dalam banguna, pengunjung diminta menyimpan tas maupun benda bawaan lainnya di loker. Serta, mengganti alas kaki dengan sendal khusus yang telah disediakan.

Untuk diketahui, awalnya bangunan Museum di Tengah Kebun merupakan rumah sang pemilik yang bernama Sjahrial Djalil, seorang pengusaha dan tokoh periklanan Indonesia.

Namun, pada tahun 2009, ia mengesahkan tempat ini sebagai museum, melalui notaris.

Baca juga:

Melihat koleksi berusia ratusan tahun

Beberapa benda dari ribuan koleksi Sjahrial Djalil di Museum di Tengah KebunKOMPAS.com/Faqihah Muharroroh Itsnaini Beberapa benda dari ribuan koleksi Sjahrial Djalil di Museum di Tengah Kebun

Dari pintu bangunan utama, sudah terlihat berbagai barang-barang antik yang dikoleksi.

Seorang pemandu museum, Jodi, menjelaskan asal mula dan sejarah benda-benda tersebut.

“Tata letak benda-benda di sini diatur sesuai keinginan Pak Djalil ya. Jadi memang sesuka beliau saja menatanya,” terang Jodi.

Menurutnya, terdapat sekitar 4.000 buah benda koleksi yang dimiliki oleh Pak Djalil. Meski tidak semuanya dipajang, karena sebagiannya lagi hanya disimpan di dalam gudang.

Pengunjung dapat melihat berbagai barang antik berusia ratusan tahun di tiap sudut rumah.

Di antaranya lukisan, arca, patung, wayang, topeng, meja, kursi, lemari, tombak, perhiasan, alat makan, lampu, vas bunga, hiasan meja, dan hiasan dinding.

Semua koleksi ditata dengan apik, dilengkapi label informasi berupa nama dan tahun pembuatan barang.

“Barang-barang ini banyak didapatkan Pak Djalil setelah bepergian dari luar negeri, maupun lelang. Bapak mulai mengumpulkan barang sudah sekitar 40 tahunan, dari usia 30-an tahun,” terang Jodi.

Ruang Majapahit atau ruangan Sjahrial Djalil menjamu tamu-tamunya, di Museum di Tengah KebunKOMPAS.com/Faqihah Muharroroh Itsnaini Ruang Majapahit atau ruangan Sjahrial Djalil menjamu tamu-tamunya, di Museum di Tengah Kebun

Dikutip dari Kompas.com, Minggu (13/10/2022), 90 persen barang-barang sejarah didapatkan di Balai Lelang di berbagai kota di Eropa, Amerika Serikat, Hong Kong, dan Australia.

Sehingga, semua koleksi yang dimilikinya berasal dari 63 negara dan 21 provinsi di Indonesia.

Usia benda-benda tersebut juga sangat beragam. Mulai dari peninggalan abad ke-7 Masehi, hingga koleksi tertua yakni kerang dari masa Jurassic, atau 230 juta tahun Sebelum Masehi.

Tak hanya koleksi benda antik, beberapa material bangunan rumah Djalil juga berasal dari masa lampau.

Di antaranya, batu bata dari pembongkaran gedung-gedung tua di Pasar Ikan, ternyata merupakan bangunan VOC berusia 400 tahun.

Lalu ada juga engsel pintu yang berasal dari bekas penjara wanita di Bukit Duri pada abad ke-18.

Baca juga: Museum di Tengah Kebun, Lorong Waktu yang Sejuk...

Kecintaan terhadap sejarah yang tak terhingga nilainya

Menurut Jodi, Djalil sangat menyukai sejarah dan tertarik pada benda-benda kuno sejak masih muda dulu.

Djalil juga ingin pengunjung mempelajari peradaban manusia pada masa lalu, sehingga ia sengaja menjadikan rumah dan koleksinya dibuka untuk umum.

“Arca ini milik seorang bule, ditukarkan oleh Pak Djalil dengan apartemen pemandangan laut miliknya di Australia. Demi dapat arca ini,” ujar Jodi menunjuk salah satu arca berukuran cukup besar di halaman rumah.

Tak hanya itu, masing-masing benda memiliki cerita perjuangannya sendiri.

Baca juga: 7 Tempat Ngopi di Kemang, Bikin Betah Nongkrong Lama

Gazebo Museum di Tengah Kebun, Kemang, Jakarta SelatanKOMPAS.com/Faqihah Muharroroh Itsnaini Gazebo Museum di Tengah Kebun, Kemang, Jakarta Selatan

Mengakhiri tur keliling Museum di Tengah Kebun

Setelah sekitar 1,5 jam berkeliling museum dan mengagumi keindahan berbagai koleksi, pengunjung diperkenankan beristirahat di gazebo di tengah kebun.

Area luar ruangan hijau seluas 3.500 meter persegi ini juga menjadi tempat bagi pengunjung yang ingin berfoto-foto.

Kompas.com pun bersantai sambil mengisi dahaga dengan air putih dingin yang disediakan pihak museum.

Selain kebun dengan aneka tamanan dan pepohonan, pengunjung bisa melihat kolam renang di area ini.

Pengunjung juga dapat berziarah di makam Sjahrial Djalil yang berada di pinggir kebun.

“Beliau wafat tahun 2019, memang berpesan ingin dimakamkan di sini, meski sebenarnya sudah disediakan tempat di Tanah Kusir,” kata Jodi.

Baca juga: 10 Masjid Unik di Jakarta, Ada yang Mirip Taj Mahal dan Kelenteng

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com